Bogor, (Antara) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyapa Diaspora Indonesia di Sydney, Australia melalui konferensi video di Istana Kepresidenan Bogor, Minggu.
Presiden Jokowi menunda kunjungan kenegaraan ke Australia, namun dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, Presiden Jokowi tetap dapat menyapa langsung Diaspora Indonesia yang memenuhi gedung pertemuan Sydney Showground, Sydney Olympic Park Australia, Minggu siang.
Presiden mengawali sambutannya dengan menyampaikan permohonan maaf karena tidak bisa bertatap muka secara langsung dengan Diaspora Indonesia yang berada di Australia, khususnya di kota Sydney.
"Semua karena situasi di negara kita yang tidak memungkinkan saya meninggalkan Tanah Air. Meskipun saat ini semuanya sudah dalam kondisi yang baik, normal kembali 100 persen," ucap Presiden.
Presiden juga menyampaikan bahwa dirinya telah berbicara langsung dengan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull melalui saluran telepon untuk menyampaikan penundaan kunjungan ke Australia.
"Saya juga telah menelpon PM Turnbull, dan menyampaikan untuk kunjungan kenegaraan saya ke Australia ditunda beberapa saat yang nanti akan kita "re-schedule" lagi, dan beliau sangat memahami situasi itu," tutur Presiden.
Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Bey Machmudin menyebutkan dalam kesempatan itu Presiden Jokowi menginformasikan situasi terkini tentang berbagai bidang di Tanah Air.
Presiden menyampaikan bahwa pemerintah terus berusaha mengejar ketertinggalan yang terjadi di Tanah Air.
"Masalah besar yang kita hadapi adalah yang berkaitan dengan ketimpangan, kemiskinan, pengangguran. Oleh sebab itu, untuk mengejar ini, kita terus melakukan percepatan-percepatan pembangunan infrastruktur, percepatan-percepatan kebijakan di regulasi yang kita harapkan bisa bersaing, berkompetisi dengan negara-negara lain," kata Presiden.
Pemerintah juga akan mengejar pembangunan sumber daya manusia (SDM) dengan cara masif atau besar-besaran.
"Sehingga pembangunan SDM ini betul-betul bisa ditingkatkan," ucap Presiden.
Para Diaspora Indonesia di Australia pun turut menyampaikan aspirasi dan harapan mereka terkait kedamaian, persatuan dan ketegasan pemerintah Indonesia dalam rangka menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Harapan tersebut, dituangkan dalam sebuah deklarasi Masyarakat Indonesia di Australia: Pertama, Kedamaian: Kami berharap Presiden Jokowi tetap berkomitmen menjaga kedamaian Indonesia.
Kedua, Persatuan: Kami berharap Bangsa Indonesia yang beragam tidak terpecah belah oleh alasan apapun.
Ketiga, Ketegasan: Kami berharap pemerintah memastikan terlaksananya reformasi hukum untuk meningkatkan integritas Bangsa Indonesia.
Teknologi dan Pendidikan Tinggi M Nasir, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki dan Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana.
Sementara itu, Duta Besar Republik Indonesia untuk Australia Nadjib Riphat hadir bersama diaspora Indonesia di Sydney.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
Presiden Jokowi menunda kunjungan kenegaraan ke Australia, namun dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, Presiden Jokowi tetap dapat menyapa langsung Diaspora Indonesia yang memenuhi gedung pertemuan Sydney Showground, Sydney Olympic Park Australia, Minggu siang.
Presiden mengawali sambutannya dengan menyampaikan permohonan maaf karena tidak bisa bertatap muka secara langsung dengan Diaspora Indonesia yang berada di Australia, khususnya di kota Sydney.
"Semua karena situasi di negara kita yang tidak memungkinkan saya meninggalkan Tanah Air. Meskipun saat ini semuanya sudah dalam kondisi yang baik, normal kembali 100 persen," ucap Presiden.
Presiden juga menyampaikan bahwa dirinya telah berbicara langsung dengan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull melalui saluran telepon untuk menyampaikan penundaan kunjungan ke Australia.
"Saya juga telah menelpon PM Turnbull, dan menyampaikan untuk kunjungan kenegaraan saya ke Australia ditunda beberapa saat yang nanti akan kita "re-schedule" lagi, dan beliau sangat memahami situasi itu," tutur Presiden.
Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Bey Machmudin menyebutkan dalam kesempatan itu Presiden Jokowi menginformasikan situasi terkini tentang berbagai bidang di Tanah Air.
Presiden menyampaikan bahwa pemerintah terus berusaha mengejar ketertinggalan yang terjadi di Tanah Air.
"Masalah besar yang kita hadapi adalah yang berkaitan dengan ketimpangan, kemiskinan, pengangguran. Oleh sebab itu, untuk mengejar ini, kita terus melakukan percepatan-percepatan pembangunan infrastruktur, percepatan-percepatan kebijakan di regulasi yang kita harapkan bisa bersaing, berkompetisi dengan negara-negara lain," kata Presiden.
Pemerintah juga akan mengejar pembangunan sumber daya manusia (SDM) dengan cara masif atau besar-besaran.
"Sehingga pembangunan SDM ini betul-betul bisa ditingkatkan," ucap Presiden.
Para Diaspora Indonesia di Australia pun turut menyampaikan aspirasi dan harapan mereka terkait kedamaian, persatuan dan ketegasan pemerintah Indonesia dalam rangka menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Harapan tersebut, dituangkan dalam sebuah deklarasi Masyarakat Indonesia di Australia: Pertama, Kedamaian: Kami berharap Presiden Jokowi tetap berkomitmen menjaga kedamaian Indonesia.
Kedua, Persatuan: Kami berharap Bangsa Indonesia yang beragam tidak terpecah belah oleh alasan apapun.
Ketiga, Ketegasan: Kami berharap pemerintah memastikan terlaksananya reformasi hukum untuk meningkatkan integritas Bangsa Indonesia.
Teknologi dan Pendidikan Tinggi M Nasir, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki dan Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana.
Sementara itu, Duta Besar Republik Indonesia untuk Australia Nadjib Riphat hadir bersama diaspora Indonesia di Sydney.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016