Bojonegoro (Antara Jatim) - PT Petrokimia Gresik, menjamin tidak akan ada kelangkaan pupuk bersubsidi pada musim tanam tahun ini di berbagai daerah di Jawa Timur, disebabkan tidak ada lonjakan permintaan pupuk bersubsidi.

"Kelangkaan pupuk bersubsidi tidak akan terjadi di Jawa Timur, sebab masa tanam tanaman padi tahun ini bisa berjalan stabil," kata Direktur Utama PT Petrokimia Gresik Nugroho Christijanto, di Bojonegoro, Rabu.

Menurut dia, dengan stabilnya masa tanam tanaman padi di berbagai daerah Jawa Timur, yang dipengaruhi hujan yang juga turun di musim kemarau tidak mengakibatkan terjadinya lonjakan permintaan pupuk bersubsidi.

"Berbeda dengan musim tanam tahun lalu sempat terjadi lonjakan permintaan pupuk bersubsidi karena masa tanam tanaman padi berlangsung serentak," katanya ketika uji coba tanaman padi di Desa Mojoranu, Kecamatan Dander.

Ia juga mengatakan kelangkaan pupuk bersubsidi sulit terjadi disebabkan permintaan pupuk bersubsidi pada musim tanam tahun ini tidak melampaui kebutuhan alokasi pupuk bersubsidi di Jawa Timur.
 
Sesuai data menyebutkan alokasi pupuk bersubsidi 2016 di Jawa Timur sebanyak 1.941.635 ton, dengan rincian Urea 298.525 ton, ZA 500.270 ton, SP-36 165.280 ton, Phonska 599.000 ton dan Petroganik 378.560 ton.

Realisasi penyerapan sebanyak 1.491.690 ton, dengan rincian Urea 225.458 ton, ZA 387.675 ton, SP-36 136.440 ton, Phonska 500.581 ton dan Petroganik 284.155 ton, per Oktober.

"Masih ada alokasi pupuk bersubsidi di Jawa Timur untuk tahun ini yang belum terserap sebanyak 407.326 ton," jelas dia.

Pada kesempatan itu, ia juga menjelaskan bahwa Petrokimia mengembangkan teknologi budi daya tanaman padi dengan melakukan pengawalan lengkap kepada petani meliputi kebutuhan benih, pupuk, pembenahan tanah dan pestisida.

"Dari hasil uji coba yang sudah pernah kita lakukan pola pengembangan teknologi pengawalan tanaman padi yang sudah berjalan mampu menaikkan produksi tanaman padi," ucapnya, menambahkan.

Ia menyebutkan dari hasil uji coba yang sudah berjalan mampu menghasilkan produksi padi 8 ton gabah kering giling (KGP) per hektare.

"Bahkan uji coba dengan benih padi hibrida produksi Petrokimia yang baru mampu menghasilkan 12 ton GKP per hektare," tambahnya.   

Nugroho Christijanto bersama jajarannya dengan didampingi Bupati Bojonegoro Suyoto, Ketua DPRD Mitro'atin, juga pejabat di daerah setempat melakukan penanaman padi benih hibrida di Desa Mojoranu, Kecamatan Dander.

Selain itu, ia juga juga meluncurkan "Petromart" yang menjual produk pertanian nonsubsidi antara lain, pupuk, produk hayati, benih, produk olahan pangan dan pestisida di Desa Leran, Kecamatan Kalitidu.(*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016