Sidoarjo (Antara Jatim) - Lapindo Brantas Inc. melakukan "shut-in" atau mematikan sumur secara manual terhadap sumur Tanggulangin (TGA) 5 menyusul kebocoran pada pipa penyalur distribusi menuju ke gas plant yang ada di TGA 3.
"Meski ada sumur yang terpaksa 'shut-in', tetapi pasokan untuk program jaringan gas tidak terganggu karena dipasok gas dari sumur lain yakni melalui sumur TGA 1 dan TGA 2," kata Vice President Operation PT Lapindo Brantas Inc Harsa Harjana di Sidoarjo, Minggu.
Ia mengatakan, pihaknya saat ini juga sedang bersiap memperbaiki pipa yang bocor agar sumur TGA 5 supaya segera berproduksi kembali.
"Pipa yang bocor ada di bawah aliran sungai yang mengalir di Desa Kalidawir. Dugaan sementara, pipa yang bocor ada pada bagian ujung pipa di bawah air sungai, tepatnya pada kedalaman 2 meter dari dasar sungai. Diduga, kebocoran itu akibat ada timbunan air yang terbawa gas pada bagian pipa yang berbentuk āUā. Karena itu, kami tidak akan memperbaiki pipa lama yang ada di bawah sungai. Tetapi mengganti dengan pipa baru dan memindahkan posisinya menjadi di atas sungai," katanya.
Harsa menjelaskan, kebocoran pipa itu terjadi Jumat (15/10) lalu, tepatnya sekitar pukul 22.00 WIB di mana saat itu Marsam, warga Kalidawir, melihat ada gelembung dan air muncrat bersama endapan lumpur dari sungai.
"Karena pipa yang bocor ada di dasar sungai muncul buble dan muncratan air bersama endapan lumpur dari dasar sungai yang terbawa gas yang mencari jalan keluar," katanya.
Mendapat laporan itu, lanjut dia, Chusnul Maab selaku Operator Produksi Lapindo Brantas langsung melakukan pengecekan tekanan sumur TGA 5.
"Dari data yang ada di Gas Flow Computer terlihat tekanan gas memang drop yang mengindikasikan terjadinya kebocoran pipa gas. Karena itu, langsung dilakukan 'shut-in' pada sumur TGA 5. Tidak sampai 30 menit, aliran gas sudah bisa dihentikan untuk meminimalkan risiko. Sekitar pukul 23.00 WIB buble dan air bercampur lumpur yang muncrat sudah berhenti total," katanya.
Kepala Desa Kalidawir M Anas meminta Lapindo segera melakukan perbaikan pipa yang bocor karena pipa itu sangat vital untuk mengalirkan gas.
"Karena sudah terjadi kerusakan, harusnya diganti dengan pipa baru," katanya.
Anas menambahkan dirinya meminta pipa gas yang baru dipasang di atas permukaan sungai atau melintas di daratan dan tidak terendam air lagi.
Menurut Anas, kalau perbaikan tidak segera dilakukan, menambah keresahan warga. Selain sudah lama menunggu gas in, kini jangan sampai harapan gas in terganggu kebocoran pipa.
"Kami minta segera diperbaiki, pipanya diganti yang baru, melintas dilokasi aman. Mudah-mudahan gas ini juga segera direalisasikan dan tidak tertunda lagi," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016