Surabaya (Antara Jatim) - Duta Besar Republik Indonesia untuk Rusia Mohamad Wahid Supriyadi beserta stafnya, Selasa, berkunjung ke Universitas Airlangga (Unair) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya guna menawarkan program kerjasama.

"Kedatangan ke Surabaya ini untuk membawa misi bilateral berupa rencana kota kembar antara Kota Vladivostok dengan Surabaya. Saya ingin agar hubungan bilateral antara Vladivostok dan Surabaya bisa diisi dengan berbagai bidang kerjasama, salah satunya adalah pendidikan," kata Duta Besar Republik Indonesia untuk Rusia Mohamad Wahid Supriyadi.

Wahid menjelaskan, di ITS, program studi yang dilirik adalah bidang kemaritiman. Sementara Unair disarankan membuka program studi Sastra Rusia.

“Ini adalah usulan dari kita karena sekarang ini kan baru ada dua universitas yang menawarkan dua prodi Sastra Rusia. Sementara itu hubungan politik dan bisnis semakin meningkat. Jadi, ini bagus sebagai peluang atau opportunity bagi lulusan-lulusan yang mengerti Bahasa Rusia. Kita usulkan ada semacam jurusan Sastra Rusia atau Pusat Studi Rusia,” kata Wahid.

Wahid juga menawarkan adanya program pertukaran mahasiswa dari Unair kekampus-kampus di Rusia. Nantinya program pertukaran pelajar itu akan dilaksanakan dengan Bahasa inggris untuk mempermudah komunikasi. Disana juga disediakan banyak pusat-pusat pelatihan yang bisa dimanfaatkan oleh warga non Rusia untuk belajar.

Hubungan bilateral Indonesia-Rusia, lanjut Wahid, sudah terjalin dengan baik khususnya di bidang politik dan ekonomi. Berbeda dengan bidang pendidikan yang jumlahnya masih sedikit. Oleh karenanya, Wahid mengatakan, ada kemungkinan untuk menjalin kerjasama pendidikan antara perguruan tinggi di Indonesia dengan Rusia.

“Terlebih saat ini sudah ada perguruan tinggi di Rusia yang tertarik dengan majunya kemaritiman dan teknik perkapalan di ITS,” ungkapnya.

Adalah Vladivostok State University Economics and Service (VSUES), sebuah universitas yang berada di kota paling timur Rusia, Vladivostok, yang secara terang-terangan melirik ITS. Wahid menjelaskan, secara potensi, Surabaya dan Vladivostok sama-sama merupakan kota pelabuhan.

“Bisa saja ke depan ada kemungkinan kerja sama. Karena yang saya tahu VSUES juga terkenal unggul dalam bidang konstruksi kapalnya,” tutur Wahid.

Dirinya berharap, baik mahasiswa ITS ataupun Rusia bisa saling bertukar pengalaman dengan adanya kerjasama. Sehingga, kesempatan melakukan student exchange, joint research, professor visit, maupun double degree ke Rusia bisa terbuka lebar.

“Kendati perbedaan bahasa sering menjadi persoalan, dengan adanya kerjasama nantinya bisa dirundingkan kembali mencari solusi terbaik,” pungkasnya. (*)

Pewarta: willy irawan

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016