Surabaya (Antara Jatim) - Badan Pusat Statistik Jawa Timur mencatat neraca perdagangan luar negeri wilayah itu surplus 126,73 juta dolar Amerika Serikat (AS) pada September 2016, dan secara kumulatif mulai Januari hingga September 2016 juga tercatat surplus 2,37 miliar dolar AS.

Kepala BPS Jatim Teguh Pramono di Surabaya, Senin mengatakan tren surplus ini sejalan dengan surplus neraca perdagangan Indonesia sepanjang tahun berjalan 2016, dengan pendukung ekspor Jatim adalah emas perhiasan, kayu dan barang dari kayu, juga ikan dan udang.

"Untuk nilai ekspor Jatim pada September 2016 tercatat mencapai 1,41 miliar dolar AS, sedangkan nilai ekspor mulai Januari hingga September sebesar 14,3 miliar dolar AS," tuturnya dalam keterangan persnya.

Sedangkan impor, pada September 2016 nilainya sebesar 1,5 miliar dolar AS, dan nilai impor sejak Januari hingga September mencapai 13,33 miliar dolar AS.

Teguh mengatakan, secara rinci emas perhiasan menjadi penopang ekspor Jatim dengan nilai 137,2 juta dolar AS, atau menurun 59,31 persen dibanding kontribusi total ekspor pada September 2016 sebesar 10,43 persen.

"Hal itu membuat nilai ekspor Jatim pada September lalu ikut turun hingga 12,51 persen dengan negara tujuan ekspor emas dan perhiasan ke Swiss, Jepang dan Singapura," katanya.

Teguh mengatakan penurunan ekspor emas pada September 2016 disebabkan Swiss yang mulai memasuki musim dingin, sehingga permintaan perhiasan menurun.

"Meski ekspor emas perhiasan turun secara bulan ke bulan atau "month to month" (mtm) namun secara "year on year" (yoy) mulai Januari hingga September 2016 ekspornya tercatat tumbuh positif yakni 29,06 persen," katanya.

Teguh mengatakan untuk ekspor kayu dan barang kayu di wilayah Jatim menunjukkan peningkatan pada September 2016 dengan nilai tipis, 1,34 persen, dan secara kumulatif dalam tiga kuartal di 2016 pertumbuhannya sebesar 6,65 persen.

"Kendati produksi kayu menurun, kenaikan ekspor ini lebih disebabkan pengiriman barang stok yang baru. Ekspor kayu dan barang dari kayu mayoritas dikirimkan ke Tiongkok dan Jepang. Masing-masing kontribusinya sebesar 22 persen dan 21,48 persen," katanya.

Sedangkan sektor tembaga, kata Teguh, nilai ekspornya tercatat tumbuh signifikan hingga 47,03 persen, karena industri elektronik dunia sedang tumbuh, sehingga untuk memenuhi kebutuhan untuk industri elektronik.(*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016