Pamekasan (Antara Jatim) - Akademisi dari Universitas Madura (Unira) Zainal Alim, MM mengatakan, muatan kurikulum tentang sejarah perjuangan bangsa harus ditingkatkan, sehingga perjuangan yang telah dilakukan para pendahulu bangsa tidak mudah terlupakan.

"Kurikulum tentang sejarah perjuangan bangsa ini kurang diperhatikan dalam dunia pendidikan kita, sehingga sejarah perjuangan bangsa dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini mudah terlupakan," kata Zainal Alim di Pamekasan, Selasa.

Zainal mengemukakan hal itu saat menjadi pembicara dalam seminar kebangsaan bertajuk "Arek Lancor; Monumen dan Ikon Pamekasan" yang digelar di aula Makodim 0826 Pamekasan.

Selain sejarah, pendidikan budi pekerti luhur juga perlu dimasukkan kurikulum sekolah. Hal ini dimaksudkan agar tujuan pendidikan menciptakan karakter dan pribadi generasi muda bangsa yang berkepribadian baik, beretika dan menghormasi para pejuang pendahulu bangsa bisa terwujud.

Dosen yang juga pengurus Dewan Pendidikan Pamekasan ini juga memaparkan secara panjang lebar tentang makna Monumen Arek Lancor di Kota Pamekasan.

Ia menjelaskan, monumen Arek Lancor terdiri dari lima buah celurit, dan itu melambangkan rukun Islam dan Pancasila.

"Monumen Arek Lancor ini merupakan tempat bersejarah, tempat pertempuran masyarakat Pamekasan melawan penjajahan Belanda, banyak pahlawan yang gugur di Areal Monumen Arek Lancor," terang Zainal Alim.

Mantan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ini menuturkan, salah satu tokoh Pahlawan Pamekasan yang gigih berjuang bersama rakyat Pamekasan dalam memperebutkan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan ialah Amin Djakfar.

"Untuk mengabadikan jasa perjuangan sang tokoh pejuang ini, masyarakat menjadikan nama jalan di Pamekasan, yakni Jalan Amin Djakfar," ucap Zainal.

Di Pamekasan, pertempuran yang dilakukan rakyat Pamekasan bersama tentara dan Laskar Hisbullah yakni pertempuran 3 jam yang terjadi pada 16 Agustus 1947  di Monumen Arek Lancor.

Pada bagian akhir pemaparannya, narasumber yang juga pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pamekasan menjelaskan tentang sikap dasar pahlawan, yakni berjuang tanpa pamrih, berani, jujur dan bertanggung jawab.

Prinsip dasar itu, kata dia, terwujud dengan mengedepankan etika sebagai prinsip dasar dalam kehidupan sehari-hari, mengedepankan kejujuran dan integrasi, serta bertanggung jawa.

"Selanjutnya hormat pada aturan dan hukum masyarakat, cinta pada pekerjaan, disiplin, serta memiliki niat kuat untuk menjadi yang terbaik dan tepat waktu," katanya, menjelaskan.

Selain itu, berusaha keras untuk menabung dan berinvestasi, menurut Zainal juga bagian dari sikap dasar pahlawan.

Seminar kebangsaan yang digelar Kodim 0826 Pamekasan ini merupakan rangkaian dari Peringatan HUT Ke-71 TNI.

Para Danramil dan Pa Staf Kodim 0826/Pamekasan, Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Cabang 45 beserta pengurus, tokoh masyarakat Veteran, serta FKPPI dan Pramuka berikut perwakilan anggota Kodim 0826 Pamekasan hadir mengikuti seminar kebangsaan itu.

"Kegiatan ini bertujuan untuk menggudah kesadaran kita semua, dan mengingatkan tentang sejarah perjuangan bangsa, sehingga diharapkan kedepan kita bisa kemerdekaan bangsa ini sebaik-baiknya," kata panitia pelaksana kegiatan itu, Kapten Arh Ariman.

Sementara Dandim 0826 Pamekasan Letkol Inf Nuryanto yang juga menjadi pembicara dalam kegiatan itu, menekankan pentingnya tentara, dan masyarakat mewaspadai dan mengantisipasi "Proxy War", yakni perang gaya baru dengan memanfaatkan sarana media, dan pola perang ini cenderung menggunakan pihak ketiga, sehingga tidak dikerahui siapa kawan dan lawan. (*)

Pewarta: Abd. Azis

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016