Banyuwangi (Antara Jatim) - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar ANas mengemukakan ratusan peternak sapi di daerahnya telah diikutkan dalam program Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS).
"Program ini direspons sangat bagus oleh peternak di Banyuwangi sejak diluncurkan dua bulan lalu. Hingga pertengahan September 2016, realisasinya sudah 146 ekor sapi atau 97 persen dari target yang diberikan pemerintah pusat ke Banyuwangi sebanyak 150 ekor. Tentu kami yakin target tersebut terlampaui tak lama lagi," ujarnya di Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu.
Anas menyatakan, sangat senang melihat antusiasme peternak terhadap program itu, mengingat asuransi ini menjamin keberlangsungan usaha para peternak karena resiko kerugiannya dijamin oleh pemerintah.
Pemkab Banyuwangi, kata dia, akan terus mendorong peternak di daerah itu untuk mengikuti program asuransi.
"Walau nanti kuota dari Pemprov Jatim dan pemerintah pusat sudah penuh, kami tetap mendorong peternak ikut program ini. Mengingat manfaatnya yang amat besar, selain juga biaya preminya yang murah. Asuransi ini harus disosialisasikan ke seluruh peternak," kata Anas.
Bupati meminta para takmir masjid di desa untuk membantu menginformasikan masalah ini kepada jamaahnya, baik tentang asuransi peternak maupun asuransi untuk petani.
Menurut Anas, pelibatan tokoh agama akan efektif dalam menyampaikan kepada peternak maupun petani. Cara konvensional mengundang mereka ke suatu pertemuan oleh pemda dan desa sering tidak bisa dihadiri karena seringkali saat jam kerja.
"Tiap shalat Jumat akan kami minta tokoh agama untuk menyampaikan program ini. Selain juga disampaikan di acara-acara pengajian mingguan warga," ujar Anas.
Tak hanya itu, Anas juga mengimbau para peternak tidak menggunakan jasa orang ketiga untuk mengurus asuransi. Cukup dilakukan sendiri dengan pendampingan petugas dari Dinas Peternakan (Disnak) Banyuwangi dan kelompok ternaknya.
"Peternak harus mengurusnya sendiri, mulai dari mendaftar hingga mengurus klaimnya nanti. Jangan sampai melibatkan calo untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Makanya, kami terus meminta Disnak untuk melakukan pengawasan, agar semua tepat sasaran," kata Anas.
Program AUTS adalah program asuransi dari Kementerian Pertanian dengan menggandeng perusahaan asuransi BUMN, PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) sebagai pelaksana tunggal. Tujuannya, memberikan perlindungan kepada peternak sapi jika terjadi resiko kehilangan atau kematian ternak yang disebabkan serangan penyakit, kecelakaan dan proses melahirkan.
Sementara Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Peternakan (Disnak) Pemkab Banyuwangi drh. Benny Handarto menambahkan sasaran program tersebut adalah peternak sapi yang melakukan usaha pembibitan dan atau pembiakan. Sapi yang didaftarkan adalah sapi betina yang sehat, masih produktif dan berumur minimal satu tahun.
Premi yang ditetapkan asuransi adalah Rp200.000 per ekor per tahun. "Karena ini program pemerintah, ada subsidi 80 persen atau Rp160.000 dari pemerintah, sehingga peternak hanya membayar sisanya yang Rp40.000 per ekor per tahun dengan uang pertanggungan sebesar Rp10 juta per ekor," ujar Benny.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
"Program ini direspons sangat bagus oleh peternak di Banyuwangi sejak diluncurkan dua bulan lalu. Hingga pertengahan September 2016, realisasinya sudah 146 ekor sapi atau 97 persen dari target yang diberikan pemerintah pusat ke Banyuwangi sebanyak 150 ekor. Tentu kami yakin target tersebut terlampaui tak lama lagi," ujarnya di Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu.
Anas menyatakan, sangat senang melihat antusiasme peternak terhadap program itu, mengingat asuransi ini menjamin keberlangsungan usaha para peternak karena resiko kerugiannya dijamin oleh pemerintah.
Pemkab Banyuwangi, kata dia, akan terus mendorong peternak di daerah itu untuk mengikuti program asuransi.
"Walau nanti kuota dari Pemprov Jatim dan pemerintah pusat sudah penuh, kami tetap mendorong peternak ikut program ini. Mengingat manfaatnya yang amat besar, selain juga biaya preminya yang murah. Asuransi ini harus disosialisasikan ke seluruh peternak," kata Anas.
Bupati meminta para takmir masjid di desa untuk membantu menginformasikan masalah ini kepada jamaahnya, baik tentang asuransi peternak maupun asuransi untuk petani.
Menurut Anas, pelibatan tokoh agama akan efektif dalam menyampaikan kepada peternak maupun petani. Cara konvensional mengundang mereka ke suatu pertemuan oleh pemda dan desa sering tidak bisa dihadiri karena seringkali saat jam kerja.
"Tiap shalat Jumat akan kami minta tokoh agama untuk menyampaikan program ini. Selain juga disampaikan di acara-acara pengajian mingguan warga," ujar Anas.
Tak hanya itu, Anas juga mengimbau para peternak tidak menggunakan jasa orang ketiga untuk mengurus asuransi. Cukup dilakukan sendiri dengan pendampingan petugas dari Dinas Peternakan (Disnak) Banyuwangi dan kelompok ternaknya.
"Peternak harus mengurusnya sendiri, mulai dari mendaftar hingga mengurus klaimnya nanti. Jangan sampai melibatkan calo untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Makanya, kami terus meminta Disnak untuk melakukan pengawasan, agar semua tepat sasaran," kata Anas.
Program AUTS adalah program asuransi dari Kementerian Pertanian dengan menggandeng perusahaan asuransi BUMN, PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) sebagai pelaksana tunggal. Tujuannya, memberikan perlindungan kepada peternak sapi jika terjadi resiko kehilangan atau kematian ternak yang disebabkan serangan penyakit, kecelakaan dan proses melahirkan.
Sementara Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Peternakan (Disnak) Pemkab Banyuwangi drh. Benny Handarto menambahkan sasaran program tersebut adalah peternak sapi yang melakukan usaha pembibitan dan atau pembiakan. Sapi yang didaftarkan adalah sapi betina yang sehat, masih produktif dan berumur minimal satu tahun.
Premi yang ditetapkan asuransi adalah Rp200.000 per ekor per tahun. "Karena ini program pemerintah, ada subsidi 80 persen atau Rp160.000 dari pemerintah, sehingga peternak hanya membayar sisanya yang Rp40.000 per ekor per tahun dengan uang pertanggungan sebesar Rp10 juta per ekor," ujar Benny.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016