Surabaya, (Antara Jatim) - Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Jawa Timur hingga Agustus 2016 telah melakukan penyerapan 71,94 persen atau mencapai 611 ribu ton setara beras dari total target sebesar 850 ribu ton pada akhir tahun 2016.

"Kami tidak tidur dan terus menerus melakukan jemput bola. Dan dalam tujuh hari terakhir kami melakukan penyerapan dengan turun langsung bersama TNI. Dan sekarang rata-rata pengadaan dalam sehari mencapai 8 ribu ton gabah kering panen (GKP) per hari," kata Wakil Kepala Perum Bulog Divre Jatim, Supriyanto, di Surabaya, Kamis.

Ia mengatakan realisasi yang dilakukan hingga Agustus 2016 terbilang lebih tinggi dibanding Agustur 2015 yang hanya mampu menyerap sebesar 487 ribu ton.

"Meski demikian, hingga saat ini kami pun terus melakukan optimalisasi pengadaan gabah beras di seluruh wilayah Jatim, termasuk pada saat panen sekarang," katanya.

Supriyanto mengakui walau besaran panen tidak sebesar panen raya, Bulog tetap optimistis bisa menyerap gabah beras dari para petani dan bisa mencapai target yang ditetapkan pemerintah, sebab saat ini sudah melakukan penyerapan sebesar 8 ribu ton GKP per hari.

Ia mengaku, penyerapan saat ini relatif lebih sulit karena harga gabah dan beras di pasaran relatif lebih tinggi dibanding Harga Pokok Pembelian (HPP) Bulog yang ditetapkan pemerintah.

"Oleh karena itu, selain kami turun langsung juga melakukan optimalisasi dengan menyiapkan gudang simpan Bulog di seluruh Jatim dengan total kapasitas mencapai 1,1 juta ton setara beras," katanya.
     
Terkait dengan penyerapan beras komersial, kata Supriyanto, masih terus berjalan, dan hingga kini penyerapan sudah mencapai 1.650 ton untuk komersial, dan sebagian besar digunakan untuk Operasi Pasar (OP) Lebaran serta mengisi Rumah Pangan Kita (RPK) Bulog yang mencapai sekitar 300 RPK di seluruh Jatim.
      
Ketua Gapoktan Lamongan Hani juga mengakui kondisi di lapangan memang agak sulit melakukan pembelian gabah karena kecilnya hasil panen, sehingga petani cenderung menginginkan harga yang relatif lebih tinggi. 

"Untuk itu, kami menyiasati dengan mencari gabah stok lama yang dimiliki petani agar bisa menjual ke Bulog. Dan memang karena harga tinggi yang dijual ke Bulog adalah stok lama," katanya.
      
Sementara itu, pantauan harga di pasaran tercatat harga GKP sudah mencapai Rp4.800/kg hingga Rp5.100/kg sedangkan HPP GKP Bulog mencapai Rp3.700 hingga Rp3.750/kg, dan harga beras paling rendah di pasar mencapai Rp8 ribu, sedangkan HPP beras mencapai Rp7.300/kg, atau rata-rata harga pasaran lebih tinggi dibanding HPP.(*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016