Surabaya, (Antara Jatim) - Serapan kredit pertanian di wilayah Jawa Timur masih kecil, sebab sesuai data Bank Indonesia (BI) setempat per Juli 2016 dari total kredit sebesar Rp360 triliun, hanya terserap 2,71 persen.

Deputi Direktur Bidang Ekonomi dan Keuangan BI Jawa Timur Taufik Saleh, di Surabaya, Kamis mengatakan penyebab kecilnya serapan karena pemberian kredit pada sektor pertanian tidaklah mudah, sebab sejumlah petani belum memahami mekanisme bank.

"Intinya menikahkan petani dengan bank itu bukan pekerjaan gampang. Bank mau apa tidak menikah dengan petani ?, sebab kendalanya cukup banyak," ucap Taufik ditemui usai diskusi media tentang peran perbankan dalam pembiayaan sektor pertanian.

Padahal, kata Taufik potensi pertanian di Jawa Timur sangat besar karena banyaknya komoditas unggulan, namun kurang dilirik para petani sehingga pengajuan kredit jenis tersebut masih sangat kecil dibanding kredit lainnya. 

"Data saat ini sebenarnya sudah naik daripada enam tahun lalu yang hanya 2,14 persen, dan dari jumlah kredit pertanian yang ada, komoditas yang paling banyak memanfaatkan adalah tebu dengan pembagian 20,13 persen," katanya.

Kemudian, kata Taufik, komoditas lainnya yang memanfaatkan kredit serupa adalah jenis padi sebesar 14,63 persen, unggas 13,3 persen, sapi potong 6,86 persen dan jagung 5,14 persen.

Taufik menjelaskan, tebu menjadi komoditas yang paling banyak karena didukung banyak pihak, seperti pabrik gula, PTPN X dan XI sebagai holding yang menjaminkan diri untuk pengajuan kredit pada petani tebu.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur Wibowo Eko Putro mengakui potensi untuk kredit di sektor pertanian di wilayahnya cukup besar.

Karena, menurut Wibowo, ada beberapa komoditi yang cukup bisa diandakan, seperti bawang merah, kedelai, cabai merah dan cabai rawit.  

"Pemberian kredit itu bisa dimanfaatkan untuk pembelian pupuk, bibit dan segala keperluan yang berkaitan dengan masa tanam atau panen," katanya.

Namun, pemberian kredit harus tetap didukung oleh perbankan, seperti PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) yang juga mempunyai fasilitas kredit pertanian.

"Sesuai data Pemprov Jatim, Bank Jatim telah menyalurkan Rp695 miliar dari target Rp1,1 triliun. Jumlah ini hanya 2,41 persen dari total kredit yang disalurkan Bank Jatim," katanya.

Wibowo mengakui angka itu masih sangat kecil, sehingga perlu didorong untuk terus ditingkatkan karena prospeknya sangat luar biasa.(*)


Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016