Lebak, (Antara) - Pemerintah Provinsi Banten diminta membantu kepulangan tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Kabupaten Lebak yang hingga kini masih dalam perawatan medis Rumah Sakit Arab Saudi akibat kecelakaan kerja di rumah majikannya.

"Kepulangan TKI asal Lebak bernama Dede Yeti bin Sulaeman Marhali (60) warga Kampung Pasir Pulo, RT 01 RW 06, Kelurahan Cijoro, Rangkasbitung membutuhkan dana sebesar Rp148 juta," kata Kepala Seksi Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri Dinas Tenaga Kerja dan Sosial (Disnakersos) Kabupaten Lebak Agus Mulyanto di Lebak, Rabu.

Pemerintah Kabupaten Lebak siap memberikan bantuan sebesar Rp20 juta untuk kepulangan Dede Yeti yang sejak dua tahun mengalami koma (tidak sadarkan diri) di Arab Saudi.

Saat ini, kekurangan dana kepulangan Dede Yeti sebesar Rp128 juta. Pihaknya berharap Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI (BP3TKI) Provinsi Banten dapat membantu dana sebesar itu.

"Kami sudah melakukan rapat dengan BP3TKI Provinsi Banten, namun dengan alasan tidak memiliki dana kepulangan Dede Yeti," katanya.

Ia mengatakan, Dede Yeti hingga kini mengalami koma dan pendarahan otak dan belum bisa dipulangkan ke Tanah Air akibat keluarganya tidak memiliki uang kepulangan.

Ia bekerja di rumah Nuroh Abduloh Nasir Al Jebren tahun 2010 melalui PT Bantal Perkasa Sejahtera.

"Kami minta Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) dan Kemenlu dapat memfasilitasi kepulangan TKI asal Lebak itu," katanya sambil berharap.

Menurut dia, saat ini kondisi Maman (60) di Rangkasbitung sering sakit-sakitan karena memikirkan Dede Yeti sebagai isterinya yang hingga kini belum bisa dipulangkan.

Selain itu juga anak-anak dan cucu keinginanya bisa berkumpul dengan keluarga."Kami berharap ada donatur yang bisa membantu kepulangan TKI Lebak itu, selain Pemprov Banten itu," ujarnya.

Ketua Rukun Warga RT 01/06 Kelurahan Cijoro Lebak, Sahroni mengatakan sejauh ini warga hanya mendoakan agar Yeti bisa kembali ke Indonesia dalam kondisi selamat dan sehat. Meskipun, saat ini Dede Yeti dalam kondisi koma tak sadarkan diri.

"Kami berharap Pemprov Banten bisa membantu kepulangan warganya karena kehidupan ekonomi keluarganya tidak mampu," ujarnya.

Sementara itu, Maman mengaku dirinya sejak dua pekan terakhir sakit-sakit hingga keluar darah dari mulut karena memikirkan biaya kepulangan istrinya yang kini masih berada di Arab Saudi.

Untuk itu, keluarga berharap pemerintah dapat membantu kepulangan istrinya kini dirawat di rumah sakit setempat.

"Kami saat ini untuk kebutuhan makan sehari-hari juga kesulitan,apalagi kepulangan isterinya dengan membutuhkan dana Rp148 juta," katanya.(*)

Pewarta: Mansyur

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016