Bojonegoro (Antara Jatim) - Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis (8/9) mulai memeriksa kesehatan hewan kurban yang dijual puluhan pedagang di daerahnya untuk mengatisipasi penyakit berbahaya menjelang Hari Raya Idul Adha.
"Pemeriksaan hewan kurban di pedagang itu untuk memastikan hewan kurban yang dijual aman dari penyakit," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Perikanan Bojonegoro Sugiharti S. Rahayu, di Bojonegoro, Rabu.
Dengan demikian, ia akan meminta pedagang untuk tidak menjual hewan kurban yang dalam kondisi sakit.
"Kalau memang ditemukan hewan kurban yang sakit berat ya harus menjalani pengobatan dulu," katanya, menegaskan.
Dalam pemeriksaan kesehatan hewan kurban itu, katanya, di dalamnya juga termasuk memantau kemungkinan ada sapi gelonggongan yang dijual pedagang.
"Biasanya hewan yang sakit berat kelihatan menderita. Tapi kejelasannya harus melalui proses pemeriksaan lebih mendalam," tandasnya.
Berdasarkan pengalaman selama ini, menurut dia, hewan kurban baik sapi maupun domba/kambing yang dijual pedagang hanya sakit mata.
"Kalau hanya sakit mata maka tim pemeriksa kesehatan hewan kurban akan memberikan obat," ucapnya.
Menurut dia, pemeriksaan kesehatan hewan kurban baik sapi maupun domba akan dilakukan di sedikitnya 20 pedagang penjual hewan kurban di sejumlah desa di Kecamatan Kota, dan sekitarnya.
Untuk pemeriksaan hewan kurban di kecamatan, katanya, dilakukan petugas teknis peternakan di kecamatan.
"Kalau memang sehari belum cukup maka pemeriksaan kesehatan hewan kurban akan dilanjutkan di hari berikutnya," ujarnya.
Ia menambahkan dinas peternakan dan perikanan sudah mengundang takmir masjid, juru sembelih/jagal, juga petugas teknis peternakan untuk memperoleh penjelasan terkait hewan kurban yang layak disembelih pada 30 Agustus lalu.
"Mereka memperoleh penjelasan terkait hewan kurban yang layak disembelih yakni sehat dan halal. Halal yang dimaksud mengenai tata cara penyembelihannya harus sesuai dengan syariat Agama Islam," jelas dia.
Data pada dinas peternakan dan perikanan menyebutkan jumlah hewan kurban pada Hari Raya Idul Adha tahun lalu sapi 1.584 ekor dan kambing 10.201 ekor.
"Kemungkinan jumlah hewan kurban tahun ini menurun, sebab kondisi ekonomi masyarakat sedang lesu," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
"Pemeriksaan hewan kurban di pedagang itu untuk memastikan hewan kurban yang dijual aman dari penyakit," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Perikanan Bojonegoro Sugiharti S. Rahayu, di Bojonegoro, Rabu.
Dengan demikian, ia akan meminta pedagang untuk tidak menjual hewan kurban yang dalam kondisi sakit.
"Kalau memang ditemukan hewan kurban yang sakit berat ya harus menjalani pengobatan dulu," katanya, menegaskan.
Dalam pemeriksaan kesehatan hewan kurban itu, katanya, di dalamnya juga termasuk memantau kemungkinan ada sapi gelonggongan yang dijual pedagang.
"Biasanya hewan yang sakit berat kelihatan menderita. Tapi kejelasannya harus melalui proses pemeriksaan lebih mendalam," tandasnya.
Berdasarkan pengalaman selama ini, menurut dia, hewan kurban baik sapi maupun domba/kambing yang dijual pedagang hanya sakit mata.
"Kalau hanya sakit mata maka tim pemeriksa kesehatan hewan kurban akan memberikan obat," ucapnya.
Menurut dia, pemeriksaan kesehatan hewan kurban baik sapi maupun domba akan dilakukan di sedikitnya 20 pedagang penjual hewan kurban di sejumlah desa di Kecamatan Kota, dan sekitarnya.
Untuk pemeriksaan hewan kurban di kecamatan, katanya, dilakukan petugas teknis peternakan di kecamatan.
"Kalau memang sehari belum cukup maka pemeriksaan kesehatan hewan kurban akan dilanjutkan di hari berikutnya," ujarnya.
Ia menambahkan dinas peternakan dan perikanan sudah mengundang takmir masjid, juru sembelih/jagal, juga petugas teknis peternakan untuk memperoleh penjelasan terkait hewan kurban yang layak disembelih pada 30 Agustus lalu.
"Mereka memperoleh penjelasan terkait hewan kurban yang layak disembelih yakni sehat dan halal. Halal yang dimaksud mengenai tata cara penyembelihannya harus sesuai dengan syariat Agama Islam," jelas dia.
Data pada dinas peternakan dan perikanan menyebutkan jumlah hewan kurban pada Hari Raya Idul Adha tahun lalu sapi 1.584 ekor dan kambing 10.201 ekor.
"Kemungkinan jumlah hewan kurban tahun ini menurun, sebab kondisi ekonomi masyarakat sedang lesu," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016