Kabul, (Antara/Reuters) - Satu ledakan besar menghantam pusat kota Kabul pada Senin larut malam, beberapa jam setelah serangan bunuh diri oleh kelompok Taliban di dekat Kementerian menewaskan setidaknya 24 orang dan melukai 91 lainnya, kata para pejabat.
Korban tewas termasuk sejumlah pejabat tinggi bidang keamanan.
Suara tembakan terdengar secara sporadis di wilayah sekitar gedung-gedung kedutaan dan pemerintahan di ibu kota negara Afghanistan itu, termasuk gedung Kementerian Dalam Negeri.
Belum ada pihak yang menyatakan bertanggung jawab ataupun memberikan informasi soal kemungkinan ada korban tewas dan luka-luka.
Sebelumnya, dua bom meledak di tengah kerumunan pada sore hari di daerah ramai di kota tersebut, yang dekat dengan Kementerian Pertahanan.
Taliban segera menyatakan bertanggung jawab atas serangan tersebut, yang dilakukan oleh seorang pengebom bunuh diri dan mengenai sejumlah personel pasukan keamanan dan warga sipil, yang sebelumnya membantu membawa para korban ledakan pertama ke rumah sakit.
"Ketika ledakan pertama terjadi, orang-orang mengerumuni lokasi dan kemudian ledakan kedua terjadi, yang sangat kuat dan membunuh banyak orang," kata seorang saksi kejadian, Samiullah Safi.
"Seorang jenderal angkatan darat dan dua komandan senior polisi juga terbunuh," kata seorang pejabat Kementerian Pertahanan.
Taliban menyatakan bertanggung jawab atas serangan itu, yang dikatakannya membunuh 58 petugas dan komandan.
Kelompok militan telah meningkatkan serangannya terhadap pemerintahan dukungan Barat dalam beberapa pekan belakangan, setelah jeda sesaat --menyusul kematian mantan pemimpin mereka, Mullah Akhtar Mansour.
Pengemboman ganda itu terjadi kurang dari dua minggu setelah kelompok pria bersenjata menyerang American University di Kabul hingga menewaskan 13 orang.
Insiden itu merupakan serangan paling maut di Kabul sejak seorang pengebom bunuh diri pada 23 Juli menyerang kerumunan pengunjuk rasa hingga menewaskan 80 orang. Serangan tersebut dinyatakan dilakukan oleh kelompok penjahat ISIS.
Para pejabat pemerintah sedang bersiap-siap untuk menghadiri konferensi bulan depan di Brussel.
Pada konferensi tersebut, para donor asing, yang khawatir soal kemampuan pasukan keamanan Afghanistan dalam menghadapi kekerasan Taliban, diperkirakan akan meneruskan janji mereka memberikan bantuan untuk tahun-tahun ke depan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016