Kediri (Antara Jatim) - Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar membujuk seorang ibu penderita kanker payudara bernama Astutik (55), warga Kelurahan Banjaran, Kota Kediri, agar mau diobati. 

"Kami dapat informasi ini melalui 'facebook', dan kami pun segera menindaklanjutinya," katanya saat berkunjung ke rumah Ibu Astutik, di Kelurahan Banjaran, Kota Kediri, Jawa Timur, Senin. 

Ia mengatakan, pemerintah berupaya untuk terus mendekatkan pelayanan pada masyarakat. Di RS Gambiran, Kota Kediri, pelayanan yang diberikan adalah "home care", dan salah satunya terdapat mobil ambulans yang diperuntukkan untuk melayani masyarakat. 

Wali Kota juga menegaskan, "home care" itu dikhususnya untuk melayani masyarakat yang kurang mampu. Mobil ambulans nanti menjemput pasien itu dan pihak rumah sakit pun akan memberikan pelayanan medis.

Wali Kota juga mengajak Ibu Astutik untuk mau diperiksa. Selain itu, ia juga memberikan motivasi pada ibu tersebut, dengan harapan sakitnya bisa mendapatkan perawatan yang lebih baik lagi mengingat kondisi sakit yang diderita ibu tersebut sudah parah. 

"Kebetulan Ibu Astutik ada pemasalahan kesehatan yang sudah drop. Kami bantu mengantar Ibu Astutik untuk mau berobat ke rumah sakit, karena dulunya hanya menjalani pengobatan alternatif. Kami khawatirkan dari pengobatan alternatif penyakitnya malah semakin memburuk," ujarnya yang juga didampingi sang istri, Fery Silviana Veronika.

Mas Abu juga menganjurkan untuk warga Kota Kediri yang menderita penyakit apapun tidak perlu takut untuk pergi ke rumah sakit, khususnya bagi warga miskin, karena pemerintah sudah menyediakan jaminan kesehatan untuk membantu masyarakat kurang mampu untuk mendapat pengobatan yang lebih layak.

Lurah Banjaran Sunyoto mengakui beberapa kali sering menjenguk Ibu Astutik, bahkan memberikan masukan untuk mau mengikuti pengobatan. Namun, beberapa kali hal itu tidak segera dilakukan. Dimungkinkan, salah satu faktor yang menjadi masalah adalah biaya. Selain itu, ia juga harus bekerja, sebab suaminya juga sudah meninggal pada 2013.

"Awalnya Ibu Astutik tidak mau dibawa ke rumah sakit, karena memikirkan biaya. Akhirnya kami carikan jaminan kesehatan, tapi ternyata sudah punya dari pabrik tempatnya bekerja," ungkapnya.

Sementara itu, Dian Marini (35), anak dari Astutik mengatakan ibundanya itu sudah sekitar satu tahun divonis dokter menderita kanker payudara. Namun, selama lima bulan terakhir, penyakit yang diderita ibundanya semakin parah.

Ia juga mengatakan, saat ibundanya sakit, tetap bekerja keras. Selain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari juga untuk biaya pengobatan. Selama ini, untuk pengobatan dilakukan secara alternatif, karena biaya yang terbatas. 

Saat ini, sakit ibundanya sudah semakin parah bahkan ukuran kanker itu semakin besar, sehingga tidak bisa lagi bekerja. Bahkan, ibundanya memberi kabar seakan seperti mau meletus.

"Saat saya masih bekerja di Surabaya, ibu kirim pesan, katanya kankernya sudah mau meletus," ujar Dian dengan wajah sedih. 

Dian juga mengaku bingung dengan kondisi ibundanya, sebab ibundanya tidak mau dibawa ke rumah sakit. Ia pun akhirnya berinisiatif mengabarkan kondisi ibundanya ke Wali Kota dengan memanfaatkan jejaring sosial "facebook". 

Ia sangat senang sebab aduan itu diterima oleh Wali Kota, bahkan Wali Kota juga bersedia datang menjenguk ibundanya. Ia berharap, dengan kunjungan itu bisa memotivasi ibundanya dan berharap sakit yang dideritanya segera sembuh.

Wali Kota, Bunda Fey (sapaan akrab Fery Silviana Veronika), serta perangkat kelurahan setempat juga mendampingi saat membawa Ibu Astutik ke rumah sakit. Selain itu sejumlah keluarga juga ikut serta saat ibu itu dibawa berobat.  (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016