Blitar (Antara Jatim) - Belasan jurnalis dari berbagai media massa di Blitar, Jawa Timur, melakukan aksi solidaritas mengecam sikap tidak terpuji, bahkan cenderung melecehkan profesi jurnalis yang dilakukan oleh oknum anggota Sabhara Polres Lebak, Banten.
     
"Kami mengutuk semua tindakan kekerasan terhadap jurnalis. Kami juga meminta Kapolri mengusut dan menindak tegas oknum Satuan Sabhara Polres Lebak.Sikap mereka tidak terpuji aparat," kata koordinator aksi Imron Danu, saat aksi di perempatan puyong, Jalan Jenderal Sudirman, Kota Blitar, Jumat.  
     
Pihaknya sangat menyayangkan sikap aparat yang cenderung tidak terpuji. Misalnya, kasus yang terjadi pada Mastur Huda, jurnalis Radar Banten yang bertugas di Lebak. Ia dilarang meliput keberangkatan jamaah calon haji oleh oknum petugas Sabhara Polres Lebak yang berjaga di Pendopo Bupati Lebak, Selasa (30/8). Tak hanya itu, pengayom dan pelindung masyarakat ini memaki Mastur dengan kata-kata kotor.
    
Kasus lain juga pernah terjadi, misalnya tindakan tidak terpuji aparat, dengan penganiyaan serta perampasan alat-alat untuk liputan dari Array Argus (Tribun Medan) dan Andry Safrin (MNC TV). Saat itu, mereka melakukan peliputan  ujuk rasa warga Kelurahan Sarirejo, Kecamatan Medan Polonia, Kota Medan, Sumatera Utara, Senin (15/8). 
     
Lebih lanjut, pihakya menegaskan dalam setiap menjalankan tugasnya wartawan selalu berpedoman pada UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers. Dalam UU tersebut, sudah dengan tegas menyatakan bahwa UU menjamin kemerdekaan pers, untuk mencari, memperoleh dan menyebarluaskan gagasan dan informasi.
     
Jurnalis juga berharap aparat penegak hukum bisa menghargai profesi jurnalis dan tidak semena-mena melakukan pelecehan. Sebab, dengan aksi itu pun justru bisa merusak citra kepolisian. Terlebih lagi, saat ini Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian berupaya keras untuk memperbaiki citra polisi.
     
"Kami meminta aparat penegak hukum juga melindungi masyarakat, termasuk jurnalis dan bukan melakukan kekerasan," tegasnya.
     
Dalam aksinya, selain orasi, para jurnalis itu juga membawa berbagai macam poster yang isinya tuntutan agar Kapolri turun tangan menindak anggotanya. Isi dari tulisan itu misalnya, "Kami mencari berita bukan gara-gara", dan sejumlah tulisan lainnya.
     
Massa peserta aksi juga mengenakan pita hitam sebagai simbol ikut berduka atas kekerasan aparat. Massa juga aksi berjalan mundur sebagai simbol sikap aparat yang mengalami kemunduran. 
     
Aksi itu juga mendapatkan kawalan ketat dari kepolisian setempat. Setelah aksi itu, massa akhirnya membubarkan diri dengan tertib. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016