Hangzhou, (Antara) - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan keberadaan Indonesia di G20 akan mempresentasikan suara negara berkembang agar tidak tertindas oleh negara maju.

"Jangan sampai waktu pertumbuhan ekonomi dunia yang baik namun banyak orang yang tertindas, itu tidak yang diinginkan Indonesia. Dalam hal ini Indonesia anggota G20, namun suara Indonesia mempresentasikan negara berkembang," kata Retno di Hangzhou, Provinsi Zhejiang, Tiongkok, Jumat.

Dalam kesempatan ini, Menlu mengatakan gelaran KTT G20 yang akan diselenggarakan pada 4-5 September 2016 ini segala kebijakan yang dikeluarkan dapat menggerakan perekonomian dunia, namun kebijakan-kebijakan yang diambil negara-negara G20 justru merugikan negara lain.

"Jadi himbauan yang ingin disampaikan oleh Bapak Presiden (Joko Widodo) di KTT G20 itu, Dalam hal perdagangan juga begitu, kita ingingkan perdagangan yang sifatnya 'fair'," tutur Retno.

Menlu mengungkapkan tema dari KTT G20 ini adalah"Towards an Innovative, Invigorated, Interconnected, and Inclusive and Interconnected Development" dan Indonesia akan melakukan penekanan pada tema-tema tersebut.

Retno mengungkapkan pelaksanaan KTT G20 akan dibagi menjadi lima sesi, yakni sesi pertama bicara masalah "policy koordination dan a new parh for growth", sesi kedua masalah "global economic and financial goverment" yang lebih efektif dan efesien, ketiga bicara mengenai "robust internasional trade and investment", keempat dalam bentuk "working lunch" dengan topik "inclusive and interconnected expo center" dan kelima bicara isu yang tidak langsung dengan ekonomi tetapi mempengaruhi isu ekonomi.

"Menurut rencana Presiden bicara disebagian besar dari sesi-sesi tersebut. Saya baru bisa menyampaikan rencana karena nanti pada saat pelaksanaan kalau ada dinamika tertentu bisa berubah," ungkapnya.

Mengenai masalah isi di luar ekonomi, kata Menlu, Presiden akan bicara masalah upaya pencegahan teroris ("counter terorism").

Selain itu, kata Retno, Indonesia yang memiliki pertumbuhan ekonomi terbesar ketiga setelah Tiongkok dan India, juga memiliki stabilitas politik yang kuat.

"Presiden akan menceritakan bahwa dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup bagus, stabilitas politik yang kuat, kita secara konsisten terus mencoba untuk menjadi negara terbuka dan kompetititf," ujarnya.

Retno mengatakan bahwa perekonomian terbuka ini bukan berarti Indonesia sebagai negara yang dirugikan, teapi akan melakukan "empowerment" untuk memperkuat perekonomian dalam negeri sehingga bisa bersaing dengan negara luar.

"Kita sudah menyiapkan pelaku ekonomi itu sehingga bisa bersaing dengang negara luar," ucap Retno.

Dia juga mengatakan bahwa Presiden juga akan mengungkap paket-paket deregulasi yang dilakukan Indonesia untuk merangsang investasi dalam negeri.

"Fokus investasi karena pertumbuhan ekonomi ini terbukti dapat ditingkatkan apabila kita mampu membangun infrastruktur secara baik," tambah Retno.

Menlu Retno juga akan menyampaikan komitmen pemberatasan korupsi terus berjalan, karena tanpa itu apapun yang dilakukan hasilnya akan tidak maksimal.

"Oleh karena itu, Presiden merencanakan komitmen Indonesia memberantas korupsi itu tinggi sekali dan masih berjalan terus. Itu dari aspek Indonesia yang akan disampaikan (di KTT G20)," demikian Retno.(*)

Pewarta: Joko Susilo

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016