Trenggalek (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, berkomitmen untuk terus menggelar festival jaranan terbuka sebagai ikon wisata budaya, dengan melibatkan berbagai kelompok seni tari jaranan dari berbagai daerah.
    
"Kesenian jaranan (kuda lumping) merupakan warisan budaya yang menjadi kesenian khas Trenggalek, dan itu harus terus dilestarikan," kata Wakil Bupati Trenggalek Muchammad Nur Arifin di Trenggalek, Selasa.
    
Arifin atau Ipin mengakui kesenian jaranan yang menggunakan alat seni berbentuk miniatur/protipe kuda berbahan dasar anyaman bambu itu secara umum tidak hanya menjadi kesenian tradisional Trenggalek, tapi juga dikenal di beberapa daerah lain Jawa Timur.
    
Namun dengan adanya aliran seni jaranan Turangga Yaksa yang koreografinya asli dikembangkan oleh leluhur budayawan di Trenggalek, Arifin berharap daerahnya bisa menjadi barometer pengembangan kesenian jaranan yang berkembang sejak era Kerajaan Mataram kuno atau Mataram Hindu tersebut.
    
"Selain Turangga Yaksa, ada beberapa jenis tari jaranan yang dilombakan dalam Festival Jaranan Terbuka Trenggalek ke-21 tahun 2016 dalam rangka memperingati HUT ke-822 Kabupaten Trenggalek, yakni jaranan senterewe dan pegon," paparnya.
    
Ia berharap, festival terbuka yang diikuti lebih dari 40 kelompok tari jaranan dari beberapa daerah mulai Yogyakarta, Solo, Trenggalek, Tulungagung hingga Blitar tersebut bisa memacu kreatifitas seniman jaranan di Trenggalek maupun luar daerah.
 
"Kami cukup senang kesenian jaranan Trenggalek sudah dikenal hingga mancanegara. Festival ini tentu bisa menjadi ajang promosi budaya sekaligus pembinaan kesenian jaranan di daerah," ujarnya.

Festival Jaranan Terbuka Trenggalek ke-21 digelar di alun-alun Kota Trenggalek, berlangsung mulai Jumat (26/8) hingga Senin (29/8).
    
Animo masyarakat dalam menonton festival jaranan cukup tinggi. Hal itu terlihat dari ribuan warga yang hampir menyesaki seluruh lapang alun-alun, di dalam maupun luar pagar.

Penampilan rampak antara koreografi tari jaranan dipadu musik gamelan dan tata panggung berikut teknik pencahayaan yang baik membuat pertunjukan jaranan yang ditampilkan peserta acap mendapat tepuk riuh para penonton.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016