Surabaya (Antara Jatim) - Dokter spesialis Penyakit Dalam Konsultan Penyakit Darah dan Kanker Dr. Made Putra Sedana Sp.PD.KHOM Rumah Sakit Onkologi Surabaya menyatakan deteksi dini merupakan salah satu cara untuk menyembuhkan penyakit kanker.

"Dengan melakukan deteksi dini, maka seorang pasien akan mengetahui langkah-langkah apa yang harus dilakukan termasuk melakukan tindakan operasi untuk menyembuhkan penyakit tersebut," katanya usai pelaksanaan seminar awam bertajuk "Ada Apa Dengan Kemoterapi" di Rumah Sakit Onkologi Surabaya, Minggu.

Ia mengemukakan, saat ini ada kecenderungan pasien yang mengetahui dirinya terkena penyakit kanker stadium rendah enggan untuk melakukan tindakan yang disarankan oleh dokter seperti operasi.

"Ada yang berpikiran operasi, kemoterapi merupakan hal yang menakutkan. Belum lagi ditambah dengan adanya saran dari orang lain yang menyatakan jika penyakit itu bisa disembuhkan melalui pengobatan alternatif," katanya.

Baru kemudian, kata dia, setelah penyakit tersebut tidak bisa disembuhkan, pasien itu selanjutnya datang ke dokter dan diketahui kalau penyakit yang dideritanya itu sudah memasuki stadium lanjut.

"Kurangnya pemahaman inilah yang menyebabkan penyakit kanker tersebut sulit disembuhkan. Padahal, kalau pasien tersebut mau menuruti saran dokter saat stadium rendah, kami optimistis penyakit tersebut bisa disembuhkan," katanya.

Sementara itu, Ahli Gizi Prof. R Bambang W. dr. Sp.GK, MS, MCN, Ph.D yang juga menjadi narasumber dalam seminar tersebut mengatakan masalah kerontokan rambut, mual dan muntah merupakan salah satu efek samping yang kerap kali muncul saat melaksanakan kemoterapi.

"Namun demikian, ada beberapa bahan herbal yang bisa dikonsumsi oleh pasien sebelum melaksanakan kemoterapi untuk menghindari efek samping dari pelaksanaan kemoterapi tersebut," katanya.

Ia menjelaskan, beberapa jenis herbal yang bisa dikonsumsi tersebut di antaranya adalah penggunaan jahe, sereh, madu dan kacang hijau yang bisa dikonsumsi sebelum kemoterapi dilakukan.

"Selama ini, beberapa bahan tersebut terbukti untuk meminimalisir efek samping pengobatan kemoterapi. Namun demikian, untuk setiap orang hasilnya akan berbeda-beda," katanya.(*)

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016