Magetan (Antara Jatim) - Sejumlah tanaman tembakau di lahan Desa Ngunut, Kecamatan parang, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, rusak akibat anomali cuaca yang terjadi saat ini.

Petani tembakau desa setempat Sugiono di Magetan, Selasa, mengatakan, hujan yang masih banyak turun pada musim kemarau saat ini atau kemarau basah telah merusak puluhan hektare lahan tembakau di desanya.

"Tembakau yang rusak adalah tanaman yang siap panen. Kondisi tersebut membuat petani tembakau rugi jutaan rupiah," ujar Sugiono kepada wartawan.

Menurut dia, pihaknya melakukan penanaman pada bulan Mei dengan asumsi saat musim kemarau yang terjadi sejak Juli lalu dapat dipanen.

Kenyataannya, hingga Agustus curah hujan masih tinggi, terlebih di daerah lereng Gunung Lawu yang berakibat tanaman tembakau tumbuh tidak maksimal dan rusak.

"Akibat banyak terkena air hujan, daun tanaman tembakau tesebut terlihat layu dan tidak dapat tumbuh subur," kata dia.

Padahal, komoditas tembakau di Desa Ngunut, Parang, tergolong bagus dan menjadi komoditas andalan desa setempat. Karena rusak, tanaman tersebut tidak dapat dipanen.

Para petani mengaku tidak dapat berbuat banyak, sebab kondisi yang terjadi saat ini adalah alami disebabkan karena iklim.

"Kami meminta pemerintah daerah melalui dinas terkait meninjau ke lapangan guna memberi solusi atas permasalahan yang dihadapi petani. Hal itu agar kerugian yang dialami petani tidak semakin besar," katanya.

Sementara, Data Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Hutbun) Kabupaten Magetan mencatat, sentra tembakau di wilayah setempat terdapat di sejumlah daerah. Yakni di Kecamatan Parang, Plaosan, dan Poncol.

Adapun, kualitas terbaik di antaranya adalah varietas Rejeb 1 hingga Rejeb 7, Rejeb Selopuro, dan Kalipare yang dibudidayakan di Kecamatan Parang dan sedang diupayakan untuk dipatenkan. (*)

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016