Surabaya, (Antara Jatim) - Secara umum penampilan pesawat ini tidak jauh berbeda dengan pesawat komersil lainnya, dan hal itu wajar karena memang rangka dan mesin pesawat ini adalah milik Boeing 737-800ERX.

Peberdaanya terletak pada hasil modifikasi yang menyatukan rangka pesawat dengan mesin jet berbaling-baling turbo high-bypass, sehingga pesawat ini dikategorikan oleh sang empunya sebagai pesawat militer.

Pewarta Antara Jatim yang berkesempatan diajak terbang selama 1,5 jam dengan pesawat ini pun merasakan perbedaanya, seperti terlihat saat memasuki pesawat, yakni tempat duduk dan aksesoris dalam pesawat diubah secara total meski secara lebar dan badan pesawat tidak mengalami perubahan apa pun.

Pintu yang digunakan untuk keluar dan masuk krew pesawat hanya terletak di depan, sementara pintu belakang tidak digunakan, hanya ketika terjadi kondisi darurat pintu itu baru boleh dibuka dan digunakan.

Untuk tempat duduk pesawat, biasanya bila digunakan penerbangan komersial mempunyai kapasitas sekitar 189 penumpang, namun hasil modifikasi Angkatan Laut Amerika Serikat pesawat dari satuan Poseidon P-8 ini hanya memiliki 15 tempat duduk penumpang dan crew.

Lantas, sisa ruangan yang kosong digunakan untuk apa ?. Dari sinilah baru terlihat beberapa alat canggih ditempatkan dalam pesawat ini, seperti alat sonar pendeteksi kapal selam, ruang kontrol untuk melihat sisi kiri, kanan, belakang, bawah dan atas pesawat.  

Leutenant Commander (Mayor) Karl Muray mengaku sengaja mengajak para jurnalis untuk mengenal lebih dekat Poseidon P-8 yang juga disebut pesawat anti-kapal selam canggih dunia.

Dalam pengenalan itu, pesawat sempat menggelar latihan mengelilingi langit Jawa Timur selama 1,5 jam, dan melakukan manuver melepaskan sonar pelampung ke beberapa titik laut di sekitar Madura.

Muray mengatakan, pesawat sembilan awak dari Skuadron 8 Patroli Angkatan Laut AS itu mampu meluncurkan sebanyak 48 buah pelampung sonar untuk mendeteksi keberadaan kapal selam dan sejumlah benda laut dari dalam pesawat.

Pelampung sonar itu, kata Muray, terlebih dahulu dilepaskan ke laut untuk mendeteksi keberadaan kapal selam dan akan bertahan mengapung selama 8 jam di laut.

Pesawat yang dibeli dari Boeing pada November 2011 itu, juga memiliki ruang kontrol yang dilengkapi kamera di seluruh sisi untuk melihat detail gambar di sekitar wilayah yang dilaluinya.

Selain itu, juga terdapat persenjataan yang digunakan melindungi pesawat dari serangan musuh, ditambah beberapa alat pengaman untuk awak pesawat apabila terjadi kondisi darurat.

Adanya alat-alat tersebut, membuat tampilan dalam pesawat terlihat sangat berbeda, ditambah posisi duduk penumpang tidak menghadap ke depan melainkan ke belakang, membuat peswat serasa berjalan mundur.

Sementara itu, pesawat ini pertama kali beroperasi pada misi percobaan pada 2013 di Samudera Pasifik dan pernah juga dikerahkan ke Kadena, Jepang untuk kerja sama latihan bilateral.

"Kecanggihan lain kapal ini mampu melihat kapal nelayan kecil di laut lepas, sehingga bisa mencegah pencurian ikan suatu negara. Selain itu, juga pernah digunakan dalam operasi penyelamatan dan misi kemanusian," katanya.

Muray menjelaskan, dalam waktu dekat Poseidon P-8 juga akan berpartisipasi dalam latihan di wilayah Asia Tenggara dengan Singapura dan Indonesia, yang meliputi latihan antipembajakan.(*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016