Surabaya (Antara Jatim) - Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Saad Ibrahim meminta Muhammadiyah jangan merepotkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy meski berperan besar sebagai organisasi yang membesarkan namanya.
"Jangan sampai Muhammadiyah merepotkan Pak Muhadjir, apalagi sampai terpengaruh dan tidak menunaikan amanah sebaik-baiknya," ujarnya di sela silaturahim Mendikubud dengan pengurus Muhammadiyah di Kantor PWM Jatim di Surabaya, Sabtu.
Menurut dia, dilantiknya Muhadjir Effendy oleh Presiden RI Joko Widodo pada 28 Juli 2016 menggantikan Anies Baswedan itu merupakan pertaruhan bagi Muhammadiyah sehingga diharapkan tak sampai merepotkannya.
Selain itu, kata dia, Muhadjir Effendy saat ini sudah diwakafkan untuk Negara dan Muhammadiyah dipastikan memberikan dukungan serta doa.
"Pak Muhadjir adalah representasi Muhammadiyah. Sebelum diangkat sebagai menteri, beliau adalah ketua PP Muhammadiyah sekaligus Penasihat PWM Jatim. Tapi kini beliau sudah bukan milik Muhammadiyah, melainkan milik bangsa," ucapnya.
Tanggung jawab sebagai seorang Mendikbud, lanjut dia, sangat besar dan tidak mudah sehingga harus mendapat dukungan dan doa agar amanah menjalankan tugasnya.
"Semuanya harus mendoakan Pak Muhadjir agar mampu menjalani tugas meski tantangannya sangat luar biasa," katanya.
Sementara itu, pada acara silaturahim tersebut, hadir sejumlah pengurus PWM Jatim beserta ketua dan anggota majelis mauoun lembaga.
Pada kesempatan tersebut, Muhadjir Effendy menyampaikan sejumlah program-program kementeriannya ke depan dan tetap berharap masukan maupun dukungan dari rakyat, khususnya warga Muhammadiyah.
Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang tiga periode tersebut menjelaskan, langkah-langkah untuk membenahi sejumlah masalah pendidikan di Indonesia perlahan telah disusun, dengan persoalan utama adalah peningkatam profesionalisme guru.
"Profesionalisme guru di Indonesia belum tercapai, padahal menjadi elemen sangat penting. Ini yang harus ditangani serius," katanya.
Tidak itu saja, menteri kelahiran Madiun tersebut juga mengaku kementeriannya konsentrasi terhadap kemaksimalan penerapan Kartu Indonesia Pintar (KIP).
"Kalau KIP berjalan dengan baik dan maksimal maka dipastikan banyak siswa terbantu," kata akademisi sekaligus sosiolog yang juga ahli di bidang militer tersebut. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016