Jombang (Antara Jatim) - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Yudian Wahyudi mengusulkan mata pelajaran agama masuk dalam ujian nasional (UN).

"Pelajaran agama kita sangat minim dan tidak ada pertanggungjawaban, sehingga muncul persepsi bahwa pelajaran agama itu tidak penting," katanya dalam keterangan pers dari Pesantren Tebuireng Jombang, Minggu.

Di hadapan peserta seminar "Kontekstualiasi Pemikiran KHM Hasyim Asy'ari dalam Fenomena Global" di Pesantren Tebuireng (30/7), ia menjelaskan pelajaran agama akan dianggap penting bila dimasukkan dalam materi UN.

"Dengan masuknya mapel agama ke dalam UN, maka peserta didik akan merasakan bahwa memahami agama itu tetap relevan dengan masa depan mereka," katanya.

Sekarang ini, kata alumni Pondok Pesantren Tremas, Pacitan itu, seorang anak yang nilai agamanya 10 sekalipun akan menganggap tidak ada manfaatnya belajar agama karena bukan materi UN.

Ditanya tentang implementasi gagasannya, lulusan beberapa universitas ternama di Amerika Serikat ini menjelaskan empat tingkat dalam pendekatan pembelajaran agama yang perlu dirumuskan segera.

Pertama, materi tentang dasar-dasar keyakinan dan doktrin ibadah masing-masing agama, diajarkan oleh guru yang seagama dengan muridnya.

Kedua, materi di bidang muamalah atau urusan kemasyarakatan dan interaksi sosial lainnya. "Materi ini juga harus diajarkan oleh guru yang seagama, untuk murid yang seagama," tuturnya.

Ketiga, materi pelajaran agama mulai membahas kebutuhan nasional, seperti korupsi dan terorisme, dari kacamata masing-masing agama.

"Materi ini tetap diajarkan oleh guru yang seagama kepada pemeluk agama masing-masing," kata Pendiri Pesantren Nawesea, sebuah pesantren yang dikhususkan bagi mahasiswa pascasarjana.

Keempat, pelajaran agama membahas kebutuhan nasional dari kacamata semua agama. "Doktrin agama yang telah dipelajari perlu dikaitkan dengan berbagai regulasi yang ada di negara kita," katanya.

Dari situ akan terbangun kembali agama sebagai penguat Pancasila. "Karena, agama adalah ruh Pancasila," katanya dalam acara yang dihadiri KH. Salahuddin Wahid (Pengasuh Pesantren Tebuireng dan Rektor Unhasy) itu.

Ia berharap Menteri Pendidikan Muhadjir Efendy yang berlatar belakang aktivis Muhammadiyah dapat segera merumuskan persoalan itu agar anak didik semakin menganggap agama itu tidak penting. (*)

Pewarta: Edy M Yakub

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016