Banyuwangi (Antara Jatim) - Sebanyak 15 pelajar dari berbagai daerah di luatr Pulau Jawa belajar menari gandrung kepada maestro Temu Misti di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
     
Belasan pelajar dari Padang, Gorontalo, Bali, Jawa Tengah, dan NTT itu merupakan peserta Program "Belajar Bersama Maestro 2016" yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
     
Aekanu Haryoto, pendamping dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemkab Banyuwangi, di Banyuwangi, Kamis menjelaskan daerahnya menjadi salah satu tempat para pelajar itu belajar mengenai tari tradisional karena kabupaten di ujung timur Pulau Jawa itu memiliki tari yang legendaris, yakni gandrung.
     
"Tari gandrung adalah tari khas Banyuwangi yang telah ditetapkan sebagai "Warisan Budaya Takbenda" pada 2013 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan," katanya.
     
Para pelajar yang mengikuti program itu adalah mereka yang memiliki bakat dalam bidang seni. Untuk mengikuti program ini, Kemendikbud melakukan seleksi secara online.
     
Seperti Santi Dewi, pelajar SMAN 2 Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Bali, tersebut saat mengikuti seleksi mengirimkan videonya saat membawakan tari legong kuntul.  
     
"Ketentuannya, Tarian bebas, bisa tari daerah atau kreasi. Yang penting seni," katanya.
     
Sekitar awal Juli lalu, Santi dihubungi Kemendikbud dan dinyatakan terpilih untuk menjadi bagian dalam program Belajar Bersama Maestro.
     
"Saat ditawari bersedia atau tidak, langsung saja saya mau," kata pelajar berusia 15 tahun tersebut.
     
Para pelajar itu menikmati masa latihan bersama sang maestro, Temu Misti, seperti yang dituturkan Wahyu Larasati.
     
Wahyu yang juga pelajar SMAN 3 Salatiga, Jawa Tengah, tersebut selama di Banyuwangi belajar tari dan nyanyi jejer gandrung podo nonton.
     
"Kalau narinya saya bisa, hanya saja nyanyinya susah banget," katanya.
     
Wahyu mengatakan menyanyikan lagu-lagu gandrung yang berbahasa Osing, membutuhkan cengkok yang baik. Selain itu butuh penghayatan untuk menyanyikannya.
     
Selama di Banyuwangi 15 anak itu berlatih dan menyaksikan langsung sang maestro menunjukkan keterampilannya.
     
Selain bisa kenal dengan pelajar-pelajar dari daerah-daerah se-Indonesia, menurut Wahyu, juga senang bisa datang ke Banyuwangi. Menurutnya, Banyuwangi daerah yang indah dan banyak tempat wisatanya.   
     
Sementara itu Temu Misti dikenal sebagai penari gandrung kawakan. Perempuan kelahiran Banyuwangi, 20 April 1953, dikenal sebagai penari gandrung ternama di Banyuwangi. Selain memiliki keterampilan tari yang gemulai, Temu dianugerahi suara emas yang jarang dimiliki oleh penari gandrung lain.
     
Menurut Aekanu, suara Temu Misti yang melengking tinggi merupakan cengkok khas Osing. Temu Misti juga bisa mengolaborasikan suara gending gandrung dengan lagu Banyuwangi modern. Sejumlah gelaran jazz yang dihelat di Banyuwangi kerap menampilkan Temu Misti yang berkolaborasi dengan musisi nasional, salah satunyadengan Syaharani dalam ajang Banyuwangi Beach Jazz Festival tahun 2013.
     
Aekanu Haryoto mengatakan tujuan dari program belajar bersama maestro itu untuk kepentingan regenerasi seni. Hasil dari belajar di Banyuwangi itu diharapkan bisa ditularkan saat mereka kembali ke daerah asalnya.
     
Dengan program ini, katanya, diharapkan para peserta akan semakin mengenal, mempelajari, dan pada akhirnya melestarikan seni gandrung. (*)

Pewarta: Masuki M. Astro

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016