Surabaya (Antara Jatim) - Istri mantan Rektor Universitas Airlangga Surabaya, Prof Fasichul Lisan, Mughnijah Fasich, meninggal dunia di Rumah Sakit Pendidikan Unair pada pukul 05.10 WIB, Jumat, karena sakit .

"Almarhumah meninggal dunia di RS Unair pukul 05.10 WIB," ujar Wakil Ketua Muhammadiyah Jawa Timur Nadjib Hamid ketika dikonfirmasi melalui ponselnya.

Almarhumah dirawat di RS Pendidikan Unair sejak Maret 2016 dan menjalani perawatan intensif selama empat bulan terakhir, bahkan sempat mengalami koma.

Berdasarkan keterangan dari Unair saat baru masuk RS lalu, almarhumah pernah dirawat intensif dengan alat bantu nafas di ruang ICU karena serangan jantung tiga jam pascaoperasi cabut empat gigi dengan general anestesia.

Menurut rencana, almarhumah akan disemayamkan di rumah duka di kawasan Pucang Asri III Surabaya untuk selanjutnya dimakamkan.

"Saya belum memiliki informasi pasti terkait lokasi pemakaman almarhumah karena ini masih perjalanan menuju rumah sakit," kata Nadjib Hamid.

Sekadar informasi, Prof Fasich pernah menjabat Rektor Unair dua periode (2006-2015), sekaligus pernah menjabat sebagai Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim.

Secara terpisah, mantan Kepala Pusat Informasi dan Humas Unair Dr MG Bagus Ani Putra menilai almarhumah merupakan sosok ibu yang peduli dengan kalangan bawah di Unair.

"Sebagai staf yang melayanni Prof Fasich selama menjadi rektor, saya melibat Bu Fasich sebagai Ketua Pusat Dharma Wanita Unair yang peduli terhadap semua kalangan, baik sopir, satpam maupun kalangan bawah lain," katanya.

Ia menjelaskan kepedulian kepada staf dari kalangan bawah itu antara lain ditunjukkan dalam hal makan dan kerap memberi uang untuk tambahan sekadarnya.

"Almarhumah merupakan alumni Farmasi Unair seperti Prof Fasich sehingga perhatian dengan obat-obatan bila suami sakit, bahkan selalu mengingatkan suami untuk minum obar dimanapun," katanya.

Secara khusus, ia menyatakan salut kepada Ny. Fasich karena sebagai istri dari Rektor Unair ternyata tidak mau dilayani, seperti membawakan tasnya sekalipun.

"Saya pernah ingin membantu membawakan tas, tapi beliau tidak berkenan," katanya.

Ia menambahkan, almarhumah juga sangat rajin daam beribadah, yakni bukan hanya shalat dan puasa wajib, tapi juga shalat dan puasa sunnahnya. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani dan Edy M Yakub

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016