Surabaya (Antara Jatim) - Institut Français Indonesia (IFI) Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), dan House of Sampoerna (HoS) Surabaya bekerja sama menggelar pameran "Kota Masa Depan" di Galeri Seni "HoS" Surabaya pada 22 Juli hingga 6 Agustus.
    
"Pameran itu bertujuan mengenal sudut pandang para arsitek dan perancang kota muda Perancis dan Indonesia dalam memandang kota masa depan," kata Penanggung Jawab Budaya & Komunikasi IFI Surabaya, Pramenda Krishna A, di Surabaya, Kamis.
    
Dalam pameran dari hasil karya arsitek dan urbanplanner Perancis dan Indonesia itu, karya dari Perancis menampilkan pameran yang memperoleh penghargaan dari Kementerian Kebudayaan dan Komunikasi Perancis berbentuk "dodecahedron" (rangkaian pentagon bersisi 12).
    
"Karya yang dianugerahi penghargaan itu menjawab tantangan utama masyarakat, yaitu perubahan pengelolaan energi dan ekologi, penyediaan perumahan dan kebijakan perancangan kota," katanya.
    
Sementara itu, karya dari Indonesia dipersembahkan oleh para mahasiswa dan lulusan jurusan Arsitektur dan Perencanaan Wilayah Kota dari ITS untuk menanggapi karya para profesional muda Perancis, sekaligus menawarkan solusi-solusi atas tantangan kota besar Indonesia, khususnya Surabaya.
    
"Penggabungan dua karya unik ini pada akhirnya menjadi sebuah dialog antara Perancis dan Indonesia untuk mengapresiasi inovasi arsitektur dan perancang kota," katanya.
    
Misalnya, karya arsitek bertajuk "Eco (Mud)dular Stack-2015" dirancang Nyoman Apristhi P, Hugo Cantona, Arabela Grania Chaniago, Bernadette Hesty Prameswari, dan Edelyn Elpetina Ibrahim.
    
Karya itu berangkat dari konteks sebuah bencana semburan lumpur di daerah Porong Sidoarjo, hingga muncul gagasan dari perancang untuk memberi solusi alternatif berkaitan dengan masa depan penduduk Porong.
    
Lain halnya dengan karya arsitek bertajuk "Rove The Mangrove-2010 (Citation Award, BCI Asia FutureArc Design Competition 2010 - Student Category) yang menampilkan karya Ikhusa Mirwantara, Ama and Dian Melati, Reza Fernando, dan Christina Dessika.
    
Rancangan dengan judul Rove The Magrove ini berusaha melakukan ajakan untuk bergerak membuat kondisi yang lebih baik untuk area hutan bakau dengan Surabaya sebagai titik awal. Project ini mengusulkan sebuah pusat penanaman bakau untuk didistribusikan ke daerah lain di Indonesia.
    
Untuk rancangan bertajuk "Multi-Producer Container Village" dikerjakan oleh Karina Raquel, Dhian Martha F, dan Nydia Amanda. Rancangan ini  berlatar belakang kondisi Kota Surabaya sebagai penghasil limbah sampah yang cukup besar  yaitu 3.147 ton/hari dengan 42-80 persen sampah yang tidak dapat didaur ulang.
    
Dari kondisi tersebut maka objek yang dirancang di lokasi Keputih Sukolilo Surabaya bertujuan untuk mengintegrasikan pengolahan limbah, produksi biogas dengan teknologi komposting serta penyediaan area bermukim yang layak bagi pemulung. (*)

Pewarta: Edy M Yakub

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016