Desa Tlogopojok, Kabupaten Gresik, Jawa Timur sebelumnya dikenal sebagai desa yang mempunyai citra buruk di mata perusahaan dan pemerintah setempat, karena selalu protes serta sering demonstrasi menolak masuknya program pembinaan.

Akibatnya, masyarakat di wilayah itu jarang tersentuh dengan program pembinaan desa yang ditawarkan pemkab dan perusahaan melalui dana tanggung jawab sosialnya, sehingga program-program bagus yang awalnya diperuntukkan bagi warga, selalu terbentur dengan sikap sejumlah masyarakat.

Perlahan namun pasti, sebagian kecil warga mulai berinisiatif untuk mengubah citra desa tersebut dengan membuat kegiatan-kegiatan sosial, yang kemudian terbentuk menjadi kumpulan sebagai cikal bakal berdirinya koperasi dengan nama "Tunas Harapan".

Inisiatif ini pun disambut baik oleh perusahaan yang ada di wilayah itu dengan memberikan bantuan modal kerja serta berbagai sarana, agar program pembinaan perusahaan dan pemerintah bisa masuk melalui koperasi tersebut.

Namun, munculnya inisiatif mendirikan kumpulan yang berbentuk koperasi diketahui sebagian warga, akibatnya protes pun kembali terjadi, dan beberapa pendiri kopersi tetap kukuh melanjutkan programnya.

Manajer Koperasi Tunas Harapan Tlogopojok, Ahmad Muhaimin yang juga bagian dari pendiri mengakui awalnya memang sangat susah memberi pengertian kepada warga untuk ikut serta dalam koperasi yang bermanfaat bagi peningkatan ekonomi warga, dan beberapa kali ditolak.

"Kita membuat koperasi dengan visi dan misi mengentaskan pengangguran warga Tlogopojok, dan ingin mengubah opini yang menyebutkan warga Tlogopojok selalu protes dengan perusahaan, namun upaya itu tidak berjalan mulus," kenangnya.

Bahkan, kata Muhaimin, sempat beberapa kali diejek warga karena dianggap ilegal serta tidak dipercaya, sehingga koperasi yang berdiri sejak tahun 2013 ini susah mendapat tambahan anggota.

Muhaimin mengaku hal itu dijadikannya sebuah tantangan dan semangat, hingga akhirnya kini mampu memberikan bukti nyata, karena adanya dukungan dari salah satu perusahaan BUMN bidang pangan dan pemerintan setempat.

Sehingga, pada tahun 2015 koperasi tersebut dapat meningkatkan anggota menjadi 60 orang, dari awalnya hanya 16 orang sejak tahun 2013.

Bahkan, dalam satu tahun terakhir yakni dari 2015 hingga 2016, Muhaimin yang kini berusia 32 tahun itu mengaku koperasinya sudah mampu menghasilkan anggaran hingga Rp3 miliar, atau meningkat drastis dibanding tiga tahun 2015 yang hanya sekitar Rp40 juta hingga Rp50 juta.

"Dari Petrokimia kami sudah banyak menerima bantuan, mulai dari pendirian awal hingga saat ini mampu menghasilkan laba Rp3 miliar secara kotor," tuturnya.

Muhaimin berharap, ke depan seluruh warga Tlogopojok bisa menjadi anggota koperasi sehingga bisa membuka unit usaha simpan pinjam untuk membantu anggota dan warga yang membutuhkan dana lebih.

Sementara Amin (32), warga Tlogopojok yang juga anggota Koperasi Tunas Harapan mengaku telah merasakan adanya perubahan citra di desanya, yaitu menjadi desa dengan citra yang jauh lebih baik.

"Sejak ada koperasi ini, saya bersyukur karena desa kami mulai dikenal secara positif dan koperasi kami dipercaya memperkerjakan warga di perusahaan yang ada di wilayah desa," ujarnya.

   
Pendiri Koperasi
Mohammad Hatta, sebagai pendiri dan Bapak Koperasi Indonesia saat kali pertama memperkenalkan kepada publik mengenai konsep koperasi memang tidak spesifik mengatakan tujuan koperasi adalah untuk mengubah citra suatu wilayah.

Dalam laman Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tujuan adanya perserikatan koperasi adalah untuk memenuhi keperluan para anggotanya dengan cara menjual barang keperluan sehari-hari dengan harga murah, dan tidak bermaksud mencari untung.

Sedangkan arti dalam Wikipedia, disebutkan koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh seorang demi kepentingan bersama, serta melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.

Kedua sumber itu, tidak menyebutkan secara spesifik bahwa koperasi bisa mengubah citra suatu wilayah, namun bisa diartikan efek adanya pergerakkan ekonomi kerakyatan melalui koperasi bisa mengubah citra suatu wilayah.

Hal demikian diakui Direktur Utama Petrokimia Gresik Nugroho Christijanto. Menurutnya, koperasi sebagai okomotif perekonomian nasional mampu membawa kesejahteraan masyarakat di berbagai wilayah.

Oleh karena itu, Nugroho mengatakan PT Petrokimia Gresik sebagai salah satu BUMN bidang pangan terus berusaha mendorong dan berharap koperasi binaan perusahaan mampu membawa perubahan serta kesejahteraan masyarakat sekitar.

Nugroho mengaku bertepatan dengan Hari Koperasi Nasional 12 Juli 2016, Petrokimia terus berkomitmen membina koperasi dengan memberikan bantuan modal kerja, peralatan kerja, pendidikan dan pelatihan, konsultasi, motivasi, serta memberikan sejumlah pekerjaan kepada koperasi sesuai dengan bidangnya masing-masing.

"Dengan adanya pembinaan tersebut, anggota koperasi diharapkan bisa melebarkan sayapnya dengan menggarap sejumlah pekerjaan dari perusahaan/instansi, seperti PT Petrokimia Gresik, PT Petrokimia Kayaku, PT Smelting, PT Oxo Nusantara, PT Petro Jordan Abadi, Pemkab Gresik, Polres Gresik," paparnya.

Nugroho menuturkan, sejak tahun 2013 Petrokimia telah membina dari nol empat koperasi di empat desa/kelurahan di Gresik, dan kini koperasi tersebut telah mandiri dan beromzet ratusan juta rupiah per bulannya.

Nugroho mengaku selain Koperasi Tunas Harapan Tlogopojok, Petrokimia juga membina Koperasi Cinta Indonesia yang ada di Desa Ngipik, Kabupaten Gresik yang dibina sejak 2015.

Koperasi tersebut bergerak di bidang konveksi, digital printing, sablon, dan periklanan yang kini mempunyai omzet mencapai Rp29 juta per bulan.

"Melalui berbagai program, kami terus berusaha merangkul warga khususnya yang berada di ring satu, atau wilayah terdekat pabrik untuk mengembangkan koperasi, agar bisa mencegah timbulnya permasalahan sosial di kalangan genegari muda," imbuhnya.(*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016