Bojonegoro (Antara Jatim) - Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Terminal Rajekwesi Dinas Perhutungan (Dishub) Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan mudik dan balik gratis dari Surabaya juga sebaliknya bisa menganggu perolehan pendapatan bus umum.
"Mudik dan balik gratis yang diprakarsai Pemprov Jawa Timur, bisa menganggu angkutan umum bus kalau jumlahnya terlalu banyak, " kata Kepala UPT Dishub Bojonegoro Sentot Sugeng W, di Bojonegoro, Selasa.
Oleh karena itu, ia mengaku tidak bersedia menambah jumlah armada bus yang mengangkut pemudik gratis dari Surabaya ke Bojonegoro ketika ada tawaran ada tambahan armada mudik gratis.
"Kami menolak sebab kalau mudik gratis armadanya semakin banyak akan mengurangi perolehan pendapatan armada bus Bojonegoro-Surabaya," jelas dia.
Pada Lebaran tahun ini, lanjut dia, ada tiga armada bus gratis yang mengangkut pemudik dari Surabaya ke Bojonegoro dengan jumlah sekitar 180 penumpang.
"Penumpang mudik gratis yang turun di Terminal Rajekwesi itu tidak hanya warga Bojonegoro, tapi ada juga warga sejumlah desa di Kecamatan Tuban," ucapnya.
Selain armada mudik gratis dari Pemprov Jatim, katanya, juga ada mudik gratis yang disponsori perusahaan.
"Turunnya juga terminal Rajekwesi. Hanya jumlahnya saya tidak hapal," tandasnya.
Untuk balik gratis, katanya, Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyediakan dua armada bus dengan kapasitas 120 penumpang.
"Persyaratan ikut balik gratis harus mendaftar dengan menyerahkan foto kopi kartu tanda penduduk (KTP). Saat ini yang sudah mendaftar balik gratis 82 penumpang," jelas dia.
Ia menyebutkan jadwal pemberangkatan dua armada bus balik gratis dari Bojonegoro ke Surabaya pada 9 Juli. Kalau lokasi pemberhentikan mudik gratis di Terminal Rajekwesi maka untuk balik gratis pemberangkatannya dari pendopo pemkab.
"Tidak semua pendaftar balik gratis berangkat dengan berbagai alasan, misalnya, pulangnya diajak bersama keluarganya," ujarnya.
Menurut dia, kendaraan arus balik dari Bojonegoro ke arah Surabaya akan lebih padat dibandingkan dengan arus mudik, sebab akan menjadi satu dengan arus balik dari Jombang dan Tuban.
"Perkiraan kami arus balik akan terjadi kemacetan di depan Pasar Babat, Lamongan, karena merupakan pertemuan kendaraan dari arah Jombang, dan Bojonegoro," ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
"Mudik dan balik gratis yang diprakarsai Pemprov Jawa Timur, bisa menganggu angkutan umum bus kalau jumlahnya terlalu banyak, " kata Kepala UPT Dishub Bojonegoro Sentot Sugeng W, di Bojonegoro, Selasa.
Oleh karena itu, ia mengaku tidak bersedia menambah jumlah armada bus yang mengangkut pemudik gratis dari Surabaya ke Bojonegoro ketika ada tawaran ada tambahan armada mudik gratis.
"Kami menolak sebab kalau mudik gratis armadanya semakin banyak akan mengurangi perolehan pendapatan armada bus Bojonegoro-Surabaya," jelas dia.
Pada Lebaran tahun ini, lanjut dia, ada tiga armada bus gratis yang mengangkut pemudik dari Surabaya ke Bojonegoro dengan jumlah sekitar 180 penumpang.
"Penumpang mudik gratis yang turun di Terminal Rajekwesi itu tidak hanya warga Bojonegoro, tapi ada juga warga sejumlah desa di Kecamatan Tuban," ucapnya.
Selain armada mudik gratis dari Pemprov Jatim, katanya, juga ada mudik gratis yang disponsori perusahaan.
"Turunnya juga terminal Rajekwesi. Hanya jumlahnya saya tidak hapal," tandasnya.
Untuk balik gratis, katanya, Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyediakan dua armada bus dengan kapasitas 120 penumpang.
"Persyaratan ikut balik gratis harus mendaftar dengan menyerahkan foto kopi kartu tanda penduduk (KTP). Saat ini yang sudah mendaftar balik gratis 82 penumpang," jelas dia.
Ia menyebutkan jadwal pemberangkatan dua armada bus balik gratis dari Bojonegoro ke Surabaya pada 9 Juli. Kalau lokasi pemberhentikan mudik gratis di Terminal Rajekwesi maka untuk balik gratis pemberangkatannya dari pendopo pemkab.
"Tidak semua pendaftar balik gratis berangkat dengan berbagai alasan, misalnya, pulangnya diajak bersama keluarganya," ujarnya.
Menurut dia, kendaraan arus balik dari Bojonegoro ke arah Surabaya akan lebih padat dibandingkan dengan arus mudik, sebab akan menjadi satu dengan arus balik dari Jombang dan Tuban.
"Perkiraan kami arus balik akan terjadi kemacetan di depan Pasar Babat, Lamongan, karena merupakan pertemuan kendaraan dari arah Jombang, dan Bojonegoro," ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016