Dhaka, (Antara/Xinhua-OANA) - Sembilan warga negara Italia, tujuh Jepang, dua orang Bangladesh, satu warga AS kelahiran Bangladeah dan seorang perempuan India tewas dalam serangan terhadap restoran Spanyol yang terkenal di kalangan orang asing di Ibu Kota Bangladesh, Dhaka.
Seorang pejabat di Hubungan Masyarakat Antar-Lembaga di Angkatan Darat Bangladesh (ISPR) mengkonfirmasi kewarganegaraan korban kepada Xinhua pada Sabtu larut malam (2/7).
Ia mengatakan sembilan orang Italia, tujuh warga negara Jepang, dua Bangladesh, satu orang India dan seorang warga AS kelahiran Bangladesh termasuk di antara 20 orang yang tewas oleh penyerang yang menyerbu restoran itu pada Jumat malam.
Pejabat tersebut --yang tak ingin disebutkan jatidirinya-- mengatakan semua korban meliputi 10 lelaki dan 10 perempuan.
Tujuh pria yang bersenjatakan pisa, senjata api dan bom juga membunuh dua personel polisi Bangladesh saat awal serangan.
Pria bersenjata membunuh korban mereka tak lama setelah mereka menyerbu restoran Spanyol --Holey Artisan bakery-- di daerah kantung diplomatik di Dhaka, Gulshan, dalam krisis penyanderaan terburuk di Bangladesh, kata juru bicara Angkatan Darat Bangladesh dalam satu taklimat mengenai operasi "Thunderbolt", yang mengakhiri krisis penyanderaan 13-jam pada Sabtu.
Direktur Operasi Militer Brigadir Jenderal Naim Ashfaq Chouwdhury dalam penjelasan tersebut tidak mengungkapkan kewarganegaraan korban, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad pagi.
Menurut Kementerian Luar Negeri Italia, warga negara Italia yang jadi korban adalah Adele Puglisi, Marco Tondat, Claudia Maria D'antona, Nadia Benedetti, Vincenzo D'allestro, Maria Rivoli, Christian Rossi, Claudio Cappelli dan Simona Monti.
Menteri Urusan Luar Negeri India Sushma Swaraj sudah mengumumkan bahwa seorang mahasiswi India termasuk di antara korban.
"Tarishi berusia 19 tahun. Ia lulus dari American School Dhaka. Saat ini, ia menjadi mahasiswi di Berkeley," kata Swaraj didalam akun Twitternya.
Sementara itu, Departemen Luar Negeri AS menyatakan seorang warga negara AS termasuk korban tewas dalam serangan tersebut.
"Kami dapat mengkonfirmasi bahwa seorang warga negara AS juga termasuk di antara orang yang dibunuh tanpa perasaan dalam serangan ini," kata Departemen Luar Negeri di dalam satu pernyataan.
Chowdhury mengatakan dalam satu taklimat bahwa enam penyerang tewas selama serangan bersenjata pada Sabtu pagi --sehingga mengakhiri pengepungan 13-jam di Gulshan.
"Kami telah berhasil menangkap seorang penyerang dalam keadaan hidup," katanya.
Sebanyak 13 sandera, termasuk satu warga negara Jepang dan dua Sri Lanksa, diselamatkan.
Sekitar lima jam setelah serangan dimulai, menurut portal pemantau ancaman mujahidin, SITE Intelligence Group, IS mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap restoran papan atas tersebut.
Beberapapria bersenjata menyerbu restoran di daerah kantung diplomatik Dhaka, Gulshan, pada Jumat malam.
Kebenaran klaim IS belum dikonfirmasi oleh polisi Bangladesh.
Sedikitnya 40 orang, termasuk pejabat senior polisi, cedera dalam peristiwa itu.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
Seorang pejabat di Hubungan Masyarakat Antar-Lembaga di Angkatan Darat Bangladesh (ISPR) mengkonfirmasi kewarganegaraan korban kepada Xinhua pada Sabtu larut malam (2/7).
Ia mengatakan sembilan orang Italia, tujuh warga negara Jepang, dua Bangladesh, satu orang India dan seorang warga AS kelahiran Bangladesh termasuk di antara 20 orang yang tewas oleh penyerang yang menyerbu restoran itu pada Jumat malam.
Pejabat tersebut --yang tak ingin disebutkan jatidirinya-- mengatakan semua korban meliputi 10 lelaki dan 10 perempuan.
Tujuh pria yang bersenjatakan pisa, senjata api dan bom juga membunuh dua personel polisi Bangladesh saat awal serangan.
Pria bersenjata membunuh korban mereka tak lama setelah mereka menyerbu restoran Spanyol --Holey Artisan bakery-- di daerah kantung diplomatik di Dhaka, Gulshan, dalam krisis penyanderaan terburuk di Bangladesh, kata juru bicara Angkatan Darat Bangladesh dalam satu taklimat mengenai operasi "Thunderbolt", yang mengakhiri krisis penyanderaan 13-jam pada Sabtu.
Direktur Operasi Militer Brigadir Jenderal Naim Ashfaq Chouwdhury dalam penjelasan tersebut tidak mengungkapkan kewarganegaraan korban, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad pagi.
Menurut Kementerian Luar Negeri Italia, warga negara Italia yang jadi korban adalah Adele Puglisi, Marco Tondat, Claudia Maria D'antona, Nadia Benedetti, Vincenzo D'allestro, Maria Rivoli, Christian Rossi, Claudio Cappelli dan Simona Monti.
Menteri Urusan Luar Negeri India Sushma Swaraj sudah mengumumkan bahwa seorang mahasiswi India termasuk di antara korban.
"Tarishi berusia 19 tahun. Ia lulus dari American School Dhaka. Saat ini, ia menjadi mahasiswi di Berkeley," kata Swaraj didalam akun Twitternya.
Sementara itu, Departemen Luar Negeri AS menyatakan seorang warga negara AS termasuk korban tewas dalam serangan tersebut.
"Kami dapat mengkonfirmasi bahwa seorang warga negara AS juga termasuk di antara orang yang dibunuh tanpa perasaan dalam serangan ini," kata Departemen Luar Negeri di dalam satu pernyataan.
Chowdhury mengatakan dalam satu taklimat bahwa enam penyerang tewas selama serangan bersenjata pada Sabtu pagi --sehingga mengakhiri pengepungan 13-jam di Gulshan.
"Kami telah berhasil menangkap seorang penyerang dalam keadaan hidup," katanya.
Sebanyak 13 sandera, termasuk satu warga negara Jepang dan dua Sri Lanksa, diselamatkan.
Sekitar lima jam setelah serangan dimulai, menurut portal pemantau ancaman mujahidin, SITE Intelligence Group, IS mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap restoran papan atas tersebut.
Beberapapria bersenjata menyerbu restoran di daerah kantung diplomatik Dhaka, Gulshan, pada Jumat malam.
Kebenaran klaim IS belum dikonfirmasi oleh polisi Bangladesh.
Sedikitnya 40 orang, termasuk pejabat senior polisi, cedera dalam peristiwa itu.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016