Surabaya, (Antara Jatim) - Nilai inflasi di Jawa Timur mengalami kenaikan pada Juni 2016 dengan menyentuh angka 0,60 persen, dibanding Mei 2016 yang hanya sebesar 0,14 persen, akibat tingginya konsumsi warga setempat selama bulan Ramadhan.

"Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi adalah telur ayam ras, daging ayam ras, gula pasir, beras hingga apel dan kentang. Komoditas itu rata-rata naik akibat konsumsi warga, dan dibarengi dengan naiknya harga yang memicu inflasi," ucap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Teguh Pramono, Jumat.

Teguh ditemui di Kantor BPS Jatim, Surabata mengatakan tingginya tingkat konsumsi masyarakat juga diiringi kenaikan harga pada beberapa komoditas disektor konsumsi, sehingga kelompok bahan makan mengalami kenaikan inflasi yang cukup tinggi. 

"Sepanjang Juni 2016, kelompok bahan makanan mengalami kenaikan inflasi hingga 1,31 persen dibanding Mei 2016," kata Teguh kepada wartawan.

Beberapa kelompok pengeluaran yang memilik andil besar atas naiknya inflasi, kata Teguh antara lain kelompok makanan jadi, minuman dan rokok yang mengalami inflasi hingga 1,06 persen jika dibandingkan Mei 2016.

Selain itu, sektor sandang juga mengalami kenaikan inflasi hingga 0,52 persen dibanding Mei 2016, karena pembelian busana yang makin marak jelang lebaran, dan kelompok kesehatan mengalami kenaikan 0,24 persen.

Sementara itu, untuk komoditas yang menghambat laju inflasi, kata Teguh antara lain bawang merah, tomat sayur, hingga cabai merah.

"Komoditas tersebut mengalami deflasi. Ini karena komoditas tersebut sedang dalam masa panen raya, sehingga terjadi penurunan harga," katanya.

Teguh mengatakan, deflasi juga terjadi untuk komoditas semen karena surplusnya produksi semen nasional, dan produksi yang besar tidak sebanding dengan demand, ditambah persaingan industri semen makin ketat yang memicu turunnya harga semen.(*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016