Surabaya, (Antara Jatim) - PT Perkebunan Nusantara X (PTPN X) menargetkan peningkatan produksi hingga 17 persen, dari produksi sebesar 431.000 ton pada tahun 2015, menjadi 504.326 ton gula pada akhir tahun 2016, dari total sebelas pabrik gula (PG) yang dimiliki  BUMN tersebut.

"Sejauh ini kinerja kami 'on the right track' sejak mulai giling tebu awal Juni 2016, dan semua indikator kinerja pabrik gula kami masih yang terbaik dari seluruh perusahaan pergulaan di Indonesia, sehingga kami optimistis mencapai target produksi tersebut," ucap Direktur PTPN X Djoko Santoso, Jumat.

Djoko dikonfirmasi di Surabaya mengatakan hingga tanggal 15 Juni, PTPN X sudah memproduksi sebanyak 32.000 ton gula, dengan tingkat rendemen (kadar gula dalam tebu) mencapai 7,52 persen, atau tertinggi di antara perusahaan pergulaan lainnya. 

Djoko mengatakan, produktivitas lahan yang mencapai 83 ton tebu per hektare mampu menembus level 80 ton tebu per hektare, dengan produktivitas gula mencapai 4,44 ton gula per hektare, dan merupakan yang tertinggi dibanding perusahaan sejenis lainnya.

"Bagusnya kinerja ini, merupakan buah dari revitalisasi yang kami lakukan secara bertahap sejak 2010, dan kami optimistis tetap menjadi produsen gula terbesar sekaligus pionir inovasi di industri gula nasional," kata Djoko.

Djoko mengaku terus melakukan pembenahan baik dari sisi budi daya (on-farm) maupun pengolahan (off-farm), seperti dibidang budi daya PTPN X melakukan fasilitasi mekanisasi pertanian secara bertahap, pembangunan sarana irigasi, dan introduksi bibit unggul. 

PTPN X, kata Djoko juga melakukan kerja sama dengan PT Telkom untuk melakukan pemetaan lahan dan pemantapan jumlah bahan baku tebu melalui foto udara dengan pesawat tanpa awak UAV Fixed Wing, dan dilakukan secara bertahap dari lahan yang ada di Jombang, Jawa Timur.

"PTPN X memang menjadi pionir pengembangan industri gula berbasis teknologi, dan hasil pemetaan berbasis foto udara kami sinkronkan dengan program e-farming dan SAP (System Application and Product in Data Processing) berkonsep Plantation Management System  yang mengintegrasikan kerja mulai penanaman tebu hingga pengolahan di pabrik gula. Ini juga bentuk pelayanan kami kepada petani," kata Djoko.

Di bidang pengolahan, Djoko menyebutkan PTPN X terus mendorong modernisasi peralatan penting dalam gilingan, processing, penjernihandan kristalisasi untuk mewujudkan otomatisasi dan elektrifikasi. 

"Misalnya, tahun ini PTPN X juga berinvestasi Rp44,5 miliar untuk mengoptimalkan kapasitas giling di PG Ngadiredjo, PG Pesantren Baru, dan PG Watoetoelis. Investasi ini sifatnya berkelanjutan untuk terus menyempurnakan revitalisasi yang kami lakukan sejak 2010. Hasilnya sudah terasa satu tahun terakhir ini. Dan itu sudah diakui, sehingga oleh Kementerian BUMN, PTPN X kerap dijadikan benchmark untuk revitalisasi pabrik gula," katanya.

Sekretaris PTPN X Adi Santoso menambahkan, salah satu indikator keberhasilan revitalisasi di PTPN X adalah kemampuan untuk melakukan diversifikasi usaha. 

"Keberhasilan revitalisasi antara lain diukur dari kemampuan mengarah ke hilirisasi produk nongula, karena memang sejatinya industri berbasis tebu itu tidak hanya produksi gula, tapi juga listrik, bioetanol, pupuk organik, dan sebagainya," katanya.

Adi mencontohkan seperti di India, Brazil dan Thailand, semua pabrik gula sudah menggarap hilirisasi produk tersebut," ucap Adi.(*)




Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016