Surabaya (Antara Jatim) - Jalur pantura Pasuruan menuju Banyuwangi dan sebaliknya terputus akibat hujan deras merata di wilayah kabupaten/kota Pasuruan, sehingga membuat sejumlah sungai meluap dan banjir.

Kapolsek Kraton, Kompol Wartono di Pasuruan, Kamis mengatakan air mulai tumpah ke jalan raya sekitar pukul 04.00 WIB dan terus meninggi. Kemudian pukul 06.00 WIB, terpaksa ditutup karena arus air deras dan tidak memungkinkan lagi dilewati kendaraan.

"Luapan Sungai Welang yang berada di perbatasan Kota dan Kabupaten Pasuruan merendam jalur pantura hingga membuat arus kendaraan terputus. Sekitar pukul 06.00, jalur pantura ditutup kemudian dialihkan," katanya ketika dikonfirmasi.

Dari pantauan di lapangan, ia mengatakan ketinggian air di jalur pantura sudah mencapai 75 cm dan arus air terus meninggi. Untuk sementara, sekitar 3 km jalur mudik pantura itu tergenang banjir.

"Berbagai jenis kendaraan terpaksa berhenti di tengah jalan raya, karena untuk memutarpun sudah kesulitan. Selain dikarenakan air yang terus meninggi juga terhalang media jalan," kata dia.

Untuk menghindari kemacetan, petugas kepolisian mengalihkan jalur Pantura memutar melalui jalur Pohjentrek-Purwosari-Pandaan dan Gempol. 

"Sementara pengemudi truk yang terlanjur terjebak banjir memilih memarkir kendaraannya di ujung genangan banjir dan mengular sejauh 3 kilometer di sekitar kawasan pangkalan TNI Angkatan Udara, Raci, Kabupaten Pasuruan," jelasnya.

Sementara itu, Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pasuruan, Gangsar Sulitiyo menuturkan sejumlah desa di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS), kondisinya juga terendam banjir. Ketinggian air di sekitar DAS sudah mencapai dua meter bahkan lebih.

"Kami mulai mendata daerah mana yang terendam banjir. Belum ada angka pasti berapa ribu rumah yang terendam, namun yang terparah berada di pemukiman dekat Sungai Welang, dimana ada tiga dusun 900 kepala keluarga," tuturnya.

Menurutnya pemukiman di dekat sungai Welang yang berada di barat kota yang terendam, yaitu Kelurahan Krapyak, Karangketug, Kradenan dan Randusari. (*)

Pewarta: Laily Widya Arishandi

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016