Surabaya (Antara Jatim) - Menteri Sosial Khofifah menegaskan bahwa dirinya "blusukan" ke berbagai daerah di Jawa Timur bukan karena ada kaitannya dengan Pilgub Jatim 2018.
     
"Itu karena masalah sosial di Jatim saat ini cukup besar, bahkan Jatim dalam beberapa masalah sosial telah menempati peringkat pertama," katanya dalam silaturrahmi dengan pimpinan media massa Jatim di Surabaya, Senin.
     
Dalam pertemuan dengan belasan pimpinan redaksi media massa cetak dan elektronika hingga dinihari itu, ia menjelaskan penanganan masalah sosial di Jatim juga diikuti dengan dana bantuan sosial hingga triliunan.
     
"Masalah sosial itu antara lain dampak penutupan lokalisasi Dolly dan puluhan lokalisasi di Jatim, sehingga Jatim sekarang menduduki peringkat pertama dalam kasus AIDS/HIV. Ini kalau dibiarkan akan meluas," katanya.
     
Selain itu, Jatim juga menduduki peringkat pertama dalam kasus pelecehan seksual remaja, terutama SMP dan SMA. "Kalau pelecehan seksual dengan korban dan pelaku SD itu Jabar," katanya.
     
Masalah sosial lainnya adalah kasus narkoba. "Narkoba di Indonesia saat ini sudah membuat 50 orang tewas setiap harinya, angkanya melebihi korban dari aksi teror atau kecelakaan lalu lintas, tapi orang diam saja," katanya.
     
Ditanya tentang kemungkinan dirinya menangani masalah sosial di Jatim dengan melibatkan diri dalam Pilgub Jatim 2018, Khofifah menyatakan dirinya terikat dengan pakta integritas dengan Presiden Joko Widodo.
     
"Saya punya pakta integritas yang tidak mungkin saya ingkari, apalagi saya juga menandatangani pakta integritas dengan staf. Masak, saya sudah minta staf begitu, tapi saya sendiri justru menyalahi? Nggak mungkin," ujarnya. (*)

Pewarta: Edy M Yakub

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016