Situbondo (Antara Jatim) - Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal pada Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi RI, memberikan bantuan keramba jaring apung untuk pengembangan budi daya ikan kerapu di Situbondo, Jawa Timur, karena kabupaten itu masuk kategori daerah tertinggal.

"Jumlah bantuan pengadaan keramba apung untuk 2016 senilai Rp6,7 miliar ini dibagi di beberapa titik budi daya ikan kerapu yang menggunakan keramba di laut," ujar Dirjen Pembangunan Daerah Tertinggal pada Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi RI Singgih Wiranto di Situbondo, Minggu.

Ia menyebutkan, beberapa titik yang menerima bantuan itu adalah Desa Klatakan, Kecamatan Kendit, Desa Sumberwaru, Kecamatan Banyuputih, dan di sejumlah desa di Kecamatan Mangaran.

Bantuan keramba jaring apung dari Kemendes, kata dia, tidak lain bertujuan untuk merangsang dan mempercepat pengentasan daerah tertinggal. Dan yang lebih utama adalah bagaimana upaya dari daerah dan masyarakat bisa meningkatkan dan mengembangkan ekonomi daerahnya.

"Bantuan yang dikucurkan dari Dutjen PDT Kemendes saja untuk di Situbondo pada 2016 total Rp10,2 miliar. Rp6,7 miliar untuk pengadaan keramba jaring apung, Rp578.000.000 untuk bantuan peningkatan produksi jagung, yakni berbetuk bibit," katanya.

Menurut Singgih, dari total bantuan Rp10,2 miliar yang digelontorkan ke Situbondo, juga diperuntukkan untuk bantuan sarana angkut atau transportasi hasil produksi pertanian, yakni memberikan 35 unit sepeda motor roda tiga senilai Rp1,250 miliar.

"Sedangkan sisanya dari total keseluruhan dari Dirjen PDT, bantuan pengembangan perkebunan kopi yang ada di Situbondo, karena juga berpotensi. Selain itu juga memberikan sarana pelatihan-pelatihan, seperti menjahit dan yang lainnya," tuturnya.

Pantauan di lapangan, Dirjen PDT berserta rombongan Jelajah Desa Nusantara juga melihat lokasi keramba jaring apung di Dusun Gundil, Desa Klatakan, Kecamatan Kendit.

"Intinya bantuan ini bagaimana membangun kualitas SDM di daerah tertinggal agar menjadi manusia yang terampil inovatif, kreatif dan juga harus mampu memiliki daya saing. Karena jika hanya mampu memproduk tetapi tidak memiliki daya saing, tidak laku dan tidak bisa meningkatkan kesejahteraan," katanya. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016