Surabaya, (Antara Jatim) - Bank Indonesia (BI) kantor perwakilan Provinsi Jawa Timur melakukan sinergi dengan sejumlah perbankan di wilayah setempat untuk menekan peredaran uang palsu, dengan membuka ratusan outlet penukaran uang di Bank Umum serta di Lapangan Kodam V Brawijaya Surabaya.

Direktur Kantor Perwakilan BI Jawa Timur Syarifuddin Bassara, Sabtu mengatakan kegiatan penukaran uang yang dilakukan secara bersama-sama diselenggarakan mulai tanggal 14 sampai dengan tanggal 29 Juni 2016 hari Selasa, Rabu dan Kamis Pukul 09.00 WIB sampai 12.00 WIB. 

"Sebanyak 11 Bank Umum terlibat dalam kegiatan ini yakni Bank Mandiri, BRI, BSM, BTN, BCA, Bank Permata, Bank Muamalat, Bank Maspion, Bank Jatim, Bank DKI, dan Bank Victoria," ucap Syarifuddin di Surabaya.

Selain itu, penukaran uang juga dilakukan di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) se-Jawa Timur, Kantor Perwakilan Wilayah BI, serta perbankan Surabaya.

"Sinergi perbankan ini untuk merespon peningkatan animo masyarakat terhadap kebutuhan uang baru menjelang lebaran, dan mengantisipasi peredaran uang palsu serta menghindari penukaran uang di pinggir jalan karena rawan terhadap berbagai risiko," katanya.

Ia mengatakan, tujuan kegiatan juga untuk meningkatkan pelayanan Bank Indonesia kepada masyarakat sekaligus memberikan kemudahan bagi masyarakat yang memerlukan pecahan uang kecil dan pecahan uang baru di momentum Ramadhan dan Lebaran. 

"Pada layanan penukaran uang bersama, masyarakat yang menukar uang pecahan kecil dilayani tanpa dipungut biaya atau gratis, serta terbuka untuk seluruh lapisan masyarakat," ucapnya.

Sementara itu Syarifuddin memberikan batas nominal penukaran uang agar bisa merata, yakni sebesar Rp3.700.000 per orang, dengan rincian pecahan Rp20.000 sebanyak 100 lembar atau senilai Rp2.000.000, uang pecahan Rp10.000 sebanyak 100 lembar atau senilai Rp1.000.000, uang pecahan Rp5.000 sebanyak 100 lembar atau senilai Rp500.000, serta uang pecahan Rp2.000 sebanyak 100 lembar atau senilai Rp200.000.

"Kami mengimbau kepada masyarakat untuk melakukan penukaran di outlet penukaran yang resmi atau di lokasi penukaran bersama yang diselenggarakan Bank Indonesia, serta menghindari penukaran uang di sembarang tempat karena rawan terhadap berbagai risiko," katanya.

Selain itu, Syarifuddin juga mengimbau masyarakat agar selalu cek keaslian uang rupiah melalui 3D yakni dilihat, diraba dan diterawang pada saat bertransaksi menggunakan uang tunai. 

"Kami juga mengharapkan masyarakat supaya berbelanja secara bijak dan tidak berlebihan serta memanfaatkan alat pembayaran non tunai melalui alat pembayaran menggunakan kartu atau uang elektronik dalam bertransaksi, karena lebih praktis, aman, dan efisien," katanya.(*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016