Kediri (Antara Jatim) - Kepolisian Daerah Jatim berencana memberlakukan sistem kontra flow guna memecah kemacetan yang sering terjadi saat Hari Raya Idul Fitri dan libur panjang, terutama di jalur Wilangan, Kabupaten Nganjuk dan Saradan yang masuk Kabupaten Madiun.
     
"Untuk antisipasi masalah jalur, sudah kami lakukan. Ini akan kami coba pecahkan, di Wilangan dan Saradan tiap tahun kan tidak selesai, kami akan coba," kata Kapolda Jatim Inspektur Jenderal Polisi Anton Setiadji saat di Kediri, Rabu.
     
Kapolda yang menghadiri kegiatan serah terima Kapolres Kediri Kota itu mengatakan polisi akan menerapkan jalur kontra flow. Ia pun menegaskan, polisi juga akan memberikan tindakan tegas, jika ada yang mencoba mendahului kendaraan lainnya, terutama bus.
     
Dalam beberapa analisis yang dilakukan polisi, banyak kendaraan bus yang tidak sabar atrean, sehingga mendahului kendaraan lainnya. Kondisi itu menyebabkan arus lalu lintas menjadi stagnan, berhenti.
     
Selain berupaya memecahkan kepadatan jalur di daerah Wilangan, Kecamatan Nganjuk hingga Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Polda Jatim juga memantau jalur yang dilewati pemudik dari arah Jawa Barat ke Jawa Timur.
     
Ia sudah meminta agar pengendara nantinya bisa istirahat dulu di Mantingan maupun di Tuban, sehingga kondisinya nanti diharapkan bisa lebih baik lagi ketika mengendarai kendaraanya saat arus mudik ataupun balik.
     
"Karena nanti masa Lebaran, kami harapkan di Mantingan dan Tuban, wajib untuk pemudik berhenti di sana. Mereka capai, perjalanan antara Jakarta ke Jatim," ujarnya.
     
Walaupun sudah memetakan daerah yang berpotensi terjadinya kemacetan saat mendekati arus mudik untuk Lebaran 2016, Kapolda mengatakan polisi berupaya semaksimal mungkin agar arus lalu lintas berjalan dengan lancar.
     
Kemacetan panjang sering terjadi di jalur tengah, tepatnya di kawasan Nganjuk hingga Saradan tersebut, terutama saat libur panjang maupun mudik Idul Fitri. Bahkan, kemacetan terjadi hingga puluhan kilometer. 
     
Kemacetan yang terjadi di jalur Nganjuk-Madiun tersebut lebih disebabkan adanya perlintasan kereta api yang berjumlah tiga unit. Bahkan, dalam satu hari ada 63 kereta api yang melintas, dan dalam satu kali lintasan palang pintu akan menutup selama 8-10 menit. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016