Surabaya (Antara Jatim) - Ledakan bom di kawasan Hamrah, Beirut, yang berjarak tidak jauh dari Pelabuhan Beirut mengejutkan awak KRI Bung Tomo - 357 yang sandar di pelabuhan itu untuk sebuah acara yang menjadi bagian dari kegiatan Satgas Maritim TNI Konga XXVIII-H/UNIFIL-2015.

Penerangan Satgas Maritim TNI Konga XXVIII-H/UNIFIL-2015 dalam surat elektronik yang diterima Antara di Surabaya, Rabu, melaporkan ledakan bom yang mengejutkan sejumlah Muslim itu terjadi di depan gedung Bank BLOM.
     
Ledakan itu terjadi di kawasan Hamra Beirut yang berjarak hanya beberapa kilometer dari lokasi bersandarnya KRI Bung Tomo 357 di Beirut Port yang sedang menyelenggarakan kegiatan seminar dan dialog wawasan kebangsaan di atas kapal pada Minggu (12/6) lalu.
     
Dalam acara yang dihadiri Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) RI untuk Lebanon, Bapak Drs Chozin Khumaidy dan DMTF/COS Kolonel Laut (P) Agus Hariadi itu berlangsung di tengah konflik yang berkecamuk di Suriah, Lebanon, Israel, Iran dan sekitarnya yang seolah tiada hentinya.
     
Seminggu sebelum kejadian tersebut, Force Commander, Major General Luciano Portolano menginstruksikan kepada seluruh elemen UNIFIL agar mewaspadai kemungkinan akan adanya ancaman keamanan berupa serangan teror yang ditujukkan kepada UNIFIL, sehingga seluruh elemen UNIFIL dilarang keluar dari markasnya masing-masing dan tetap siaga.
     
Beberapa hari berikutnya, atas kerja sama antara NOC (Naval Operation Center), LAF Navy dan MTF berhasil menggagalkan upaya penyelundupan yang diduga narkotika di teritorial water Lebanon. Situasi yang terus bergejolak tersebut selalu mewarnai Satgas Maritim TNI Konga XXVIII H/ Unifil Lebanon sepanjang penugasan sebagai pasukan pemelihara perdamaian di Lebanon.
     
Apalagi, sejumlah transaksi perbankan Hisbullah di sejumlah Bank termasuk Bank Central Lebanon akhir-akhir ini dihentikan, termasuk penghentian bantuan militer kepada Lebanon dari sejumlah negara besar.
     
Situasi tersebut semakin memperuncing kondisi keamanan Lebanon yang sampai saat juga masih menghadapi konflik internal yang telah berkecamuk lebih dari 2,5 tahun dan belum berhasil memilih presiden untuk memimpin Lebanon.
     
Dengan kondisi keamanan yang sangat krusial itu tidak menutup kemungkinan akan mempengaruhi WNI, khususnya para Mahasiswa RI yang sedang menimba ilmu di Lebanon.
     
Sementara itu, Seminar dan Dialog Interaktif Wawasan Kebangsaan di KRI Bung Tomo 357 yang digelar KBRI Lebanon dan Satgas Maritim TNI Konga XXVIII H Unifil / KRI Bung Tomo 357 itu diikuti Persatuan Pelajar Indonesia di Lebanon yang dibuka oleh Duta Besar RI untuk Lebanon.
     
Seminar itu bertujuan mengantisipasi beredarnya paham radikalisme dan ekstremisme di kalangan Mahasiswa RI yang akan mempengaruhi mentalitas dan moralitas, sehingga dapat membahayakan dan merugikan Indonesia.
     
Bertindak selaku pembicara adalah Komandan KRI Bung Tomo-357 Kolonel Laut (P) Yayan Sofiyan selaku Dansatgas Maritim TNI Kontingen Garuda XXVIII-H/UNIFIL TA. 2015 dan Meugah Suriyan Sanggamara M.IP. selaku Kepala Fungsi Politik dan Penerangan KBRI Beirut.
     
Dalam paparan yang dirangkai dengan data dan fakta terkini, Kolonel Laut (P) Yayan Sofiyan menyampaikan Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki berbagai keunggulan, baik dari aspek seperti sumberdaya alam yang begitu melimpah, letak geografis yang sangat strategis, populasi penduduk yang besar serta tradisi dan budaya yang kaya sebagai anugerah Tuhan YME.
     
"Saat ini berkembang imperialisme baru dengan strategi Proxy War untuk menguasai suatu negara tidak mutlak dengan menggunakan kekuatan militer, namun melalui penetrasi ideologi untuk melemahkan ideologi bangsa, menghancurkan tatanan ekonomi nasional, mengerogoti moral rakyat dan menghancurkan tradisi dan budaya melalui teknologi informasi. Kita perlu waspada," katanya. (*)

Pewarta: Edy M Yakub

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016