Surabaya (Antara Jatim) - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menilai bahwa pola pengasuhan di sekolah oleh para pendidik akan mampu mengantisipasi kekerasan terhadap anak di Tanah Air.

"Pola pengasuhan ini sangat penting, namun saat ini kurang diberikan pengajar oleh anak di sekolah," ujarnya di sela pelepasan siswa purna didik SMP/SMA Khadijah di Surabaya, Kamis.

Menurut dia, tugas para guru seharusnya tidak hanya menyalurkan ilmu pengetahuan dan mendidik tingkah laku, namun juga mengedepankan pengasuhan yang secara kualitas maupun intensitas kurang dimiliki anak didik di rumah.

Ketua Pengurus Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama itu menilai, dulu lingkungan bisa mengasuh seseorang, akan tetapi kini mengalami penurunan signifikan sehingga tak bisa diandalkan pengaruhnya terhadap anak-anak.

Karena itulah, kata dia, pola pengasuhan sangat diharapkan mengingat belum semua sekolah menerapkannya pada saat ini.

"Mereka mendapatkan pola pengasuhan hanya sebatas sekolah tertentu, terutama pondok pesantren, tapi sekolah biasa belum. Ini yang harus diubah dan guru jangan memberi ilmu semata," ucapnya.

Mantan Menteri Pemberdayaan Wanita itu menyarankan, pada pola pengasuhan maka seorang guru harus bisa menempatkan anak didiknya yang diasuh secara baik, antara lain dengan mengetahui karakter pembelajaran terhadap anak.

"Kalau usia PAUD sampai tujuh tahun maka dilakukan dengan memberikan banyak permainan format religius, keserasian sosial dan format mengenalkan kesantunan mereka, kemudian usia  7-10 tahun diajarkan sopan santun, serta pendampingan terhadap apa yang dilakukannya," katanya.

Terlebih, lanjut dia, saat ini pendidikan karakter melalui lingkungan, seperti televisi dan gawai (gadget) sangat berbeda sehingga wajib dilakukan pengontrolan tidak hanya oleh orang tua di rumah.

"Kalau televisi layarnya besar dan kanan-kirinya bisa ikut mengawasi, tapi kalau gadget? Pengawasannya susah karena layar kecil dan interaksinya hanya antara barang dan pengguna. Ini harus diawasi betul," katanya. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016