Surabaya (Antara Jatim) - Sebanyak 10 peserta difabel mengikuti ujian Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) di Panitia Lokal (Panlok) 50, Surabaya.

Ketua Panlok 50, Yuni Sri Rahayu di Surabaya, Selasa, mengatakan sepuluh peserta difabel berasal dari Surabaya adalah Naufaldy Pradama, Prana Carenza Aditya Bagaskara, Fadhlakal Jamal Ghofqruaswar, Muhammad Anas Ardhana dan Rafi' Azhimatul Hiba Maulidya.

"Empat peserta lainnya yaitu Matrahman dari SMAN 1 Arjasa, Sumenep, Alfian Andhika Yudhistira dari SMAN 8 Surabaya, Pungky Wardhani dari SMAN 1 Puri, Mojokerto," katanya.

Pembantu Rektor (PR) 1 Unesa tersebut menambahkan, peserta Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) diantaranya Talitha Shabrina Azalia dari SMAN 1 Bangil, Pasuruan dan Suntono dari SMAN 1 Kerek, Tuban.

"Ada empat difabel yang mengikuti ujian SBMPTN di Unesa, yaitu Suntono yang merupakan tunadaksa (lumpuh), Rafi' Azhmatul Hiba Maulidya tunarungu (tuli), Pungky Wardhani tunanetra dan Prana Carenza Aditya Bagaskara tunanetra," paparnya.

Alumnus SMAN 10 Surabaya, Prana Carenza Aditya Bagaskara (19) selaku pendaftar SBMPTN tunanetra yang ditempatkan di ruangan terpisah dari peserta lain di Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Surabaya (FISH Unesa).

"Selama ini sudah berlatih soal dengan dibacakan saudara di rumah atau menggunakan aplikasi di komputer untuk latihan soal, karena tidak adanya soal braille, sehingga harus mengerjakannya setelah soal dibacakan pendamping," terang Prana, sapaan akrabnya.

Wakil penanggung jawab lokasi FISH Unesa, Sugeng Harianto menambahkan, awalnya Prana berada satu ruang bersama peserta lain. Namun, ketika diketahui berkebutuhan khusus dan butuh pendampingan, maka ditempatkan di ruangan khusus dan masih berada di lantai 1.

"Pemilihan pendamping juga dilakukan kami dengan, yaitu mahasiswa pasca sarjana Pendidikan Luar Biasa (PLB) Unesa, Amelia Rizky Idhartono," ujarnya.(*)

Pewarta: Laily Widya Arisandhi

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016