Bondowoso (Antara Jatim) - Perum Perhutani KPH Bondowoso akan menggandeng Pusat Penelitian Kopi dan Kakau Jember untuk melakukan survei ulang luasan areal tanam kopi arabika sekaligus penelitian untuk pengembangan karena masih banyak lahan kopi robusta untuk dikonversi ke arabika.

"Tujuan kami menyurvei kembali karena ada ribuan hektare kebun kopi robusta berada pada ketinggian 900 di atas permukaan laut. Kalau ketinggiannya sampai 900 itu mungkin bisa dikonversi menjadi areal tanam kopi arabika. Makanya kami akan menggandeng Puslitkoka Jember untuk melakukan penelitian," katan Administratur Perum Perhutani KPH Bondowoso Adi Winarno di Bondowoso, Kamis.

Ia mengemukakan, setelah menandatangani nota kesepahaman (Mou) bersama lima pihak lainnya di kantor Puslitkoka Jember pada Rabu (25/5) siang, dalam waktu dekat Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bondowoso akan melakukan restitusi atau mendata ulang luasan areal tanam kopi arabika yang ada di wilayahnya.

Luasan areal tanam kopi arabika saat ini, kata dia, sekitar 7.300 hektare dan sekitar 6.000 hektare lebih robusta. Luasan itu bisa terus bertambah karena petugas Perhutani setempat juga ditugaskan untuk memetakan ulang untuk memastikan luasan areal tanam kopi robusta yang setelah dilakukan penelitian oleh Puslitkoka bisa dikonversikan ke arabika.

"Total keseluruhan luasan tanaman kopi robusta dan arabika sampai sekarang diperkirakan sudah sampai 14 ribu hektare," katanya.

Selain akan melakukan survei ulang luasan tanam kopi, lanjut Adi, pihaknya juga akan menata ulang anggota lembaga masyarakat desa hutan (LMDH) di Bondowoso, khususnya di Kecamatan Sempol. Karena di LMDH itu terdapat juga petani kopi sehingga mereka bisa bekerja sama dengan Perhutani, Dinas Kehutanan dan Puslitkoka untuk mengklaster-klaster ulang kopi arabika yang ada.

"Artinya nanti para petani kopi bisa memilah kopi arabika dan robusta setelah diedukasi oleh kami. Selain itu juga akan menghitung produktivitas kopi. Jangan-jangan nanti itu hanya luas, tapi kualitasnya rendah," ujarnya.

Sebelumnya enam pihak, yakni Pemerintah Kabupaten Bondowoso, Perhutani KPH Bondowoso, Puslikoka Jember, Bank Indonesia Jember, Bank Jatim Bondowoso, dan Asosiasi Petani Kopi Indonesia (Apeki) Bondowoso telah menyepakati pengembangan kopi arabika dengan menandatangani nota kesepahaman (MoU).

Sejak 2011 Kabupaten Bondowoso telah mengekspor Kopi Arabika Java Ijen Raung ke beberapa negara di lingkungan Masyarakat Ekonomi Eropa, Amerika dan Asia dengan jumlah kurang lebih 17,8 ton dengan nilai 747 miliar yang nilainya dari tahun ketahun terus meningkat.

Pada 2015 Bondowoso mampu mengekspor 800 ton kopi arabika, sementara 300 ton digunakan untuk keperluan di dalam negeri. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016