Damaskus, (Antara/Xinhua-OANA) - AS dan kelompok gerilyawan sekutunya di lapangan di Suriah mengincar ibu kota de fakto IS di Suriah Utara sebagai sasaran berikut mereka, dan mengancam akan membunuh pemimpin IS cepat atau lambat.
Liwa Thuwar Ar-Raqqa, Bahasa Arab untuk Brigade Revolusionis Ar-Raqqa, pada Ahad mengatakan kelompok tersebut siap menghadapi perang guna membebaskan Kota Ar-Raqqa di Suriah Utara dari kelompok IS.
"Persiapan telah dibuat untuk langkah menentukan dan kami siap dengan perlengkapan penuh serta sumber daya manusia bagi perang dalam waktu dekat dengan izin Tuhan," kata kelompok tersebut di akun resmi Twitternya.
Sejak awal tahun ini, Liwa Thuwar Ar-Raqqa telah menjadi bagian dari Pasukan Demokratik Suriah (SDF), pimpinan Suku Kurdi, aliansi petempur Kurdi dan kelompok lain gerilyawan Suriah yang dipandang "moderat" oleh Barat.
SDF telah mendapat dukungan besar dari AS dalam perang melawan IS selama satu tahun belakangan.
Tujuan yang diumumkan oleh kelompok itu ialah mengalahkan IS di Suriah utara, dan melucuti kekuasaan kelompok tersebut dari kota yang diumumkan sebagai ibu kotanya adalah tindakan berikutnya, terutama setelah kunjungan seorang pejabat AS ke Suriah Utara belum lama ini.
Jenderal Joseph Votel, Kepala Centom AS, secara diam-diam mengunjungi Suriah Utara pada Jumat (20/5) selama 11 jam, kata Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin pagi. Selama kunjungan tersebut, ia bertemu dengan para komandan SDF dan kelompok lain gerilyawan yang didukung AS, termasuk Liwa Thuwar Ar-Raqqa.
Kunjungan itu dilaporkan bertujuan mengkoordinasikan koalisi pimpinan AS dan rencana gerilyawan dalam merebut kembali Provinsi Ar-Raqqa di Suriah Utara.
Stasiun Televisi Pan-Arab Al-Mayadeen mengatakan di dalam satu laporan khusus pada Ahad bahwa satu rencana untuk melancarkan serangan terhadap Ar-Raqqa diajukan selama pertemuan tersebut.
Menurut beberapa sumber yang mengetahui keadaan itu, stasiun TV tersebut melaporkan serangan direncanakan dilancarkan dari Kota Ein Issa di pinggiran Kota Ayn Al-Arab --atau Kobane-- di pinggiran Provinsi Aleppo di Suriah Utara dengan melibatkan 12.000 petempur.
Mereka juga membahas keperluan bagi serangan militer itu dan kebutuhan kelompok petempur, kata laporan itu. Ditambahkannya, kesepakatan telah dicapai untuk memusatkan perhatian pada petempur Arab yang akan menyerang untuk meredakan kekhawtiran Turki mengenai perluasan aksi petempur Kurdi di dekat perbatasan Turki.
Pertemuan tersebut, katanya, antara Votel dan gerilyawan dilakukan cuma beberapa hari setelah pertemuan antara Brett H. McGurk, Utusan Khusus Presiden AS untuk Koalisi Global guna Melawan IS, dan Saleh Muslim --pemimpin Uni Demokratik Kurdi di pinggiran Ayn Al-Arab.
Menurut laporan itu, pertemuan tersebut membahas masalah yang sama.
Pemimpin perang Ar-Raqqa, SDF dan kelompok sekutunya, kata laporan itu, berencana melancarkan serangan terhadap Kota Kecil Manbej --yang juga dikuasai oleh IS.
Sebanyak 500 prajurit AS, yang belum lama ini telah memasuki daerah Kurdi di Suriah Utara, akan secara langsung ikut dalam pertempuran di Manbej dan Ar-Raqqa, kata laporan tersebut.
Sekalipun waktu mengenai pertempuran itu tidak diumumkan, IS tampaknya telah memperkirakan tindakan tersebut, dan meminta warga sipil di daerah penting di Ar-Raqqa agar pindah ke kota kecil yang dikuasai IS di pinggiran Provinsi itu --yang jatuh ke dalam kekuasan IS pada penghujung 2013.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
Liwa Thuwar Ar-Raqqa, Bahasa Arab untuk Brigade Revolusionis Ar-Raqqa, pada Ahad mengatakan kelompok tersebut siap menghadapi perang guna membebaskan Kota Ar-Raqqa di Suriah Utara dari kelompok IS.
"Persiapan telah dibuat untuk langkah menentukan dan kami siap dengan perlengkapan penuh serta sumber daya manusia bagi perang dalam waktu dekat dengan izin Tuhan," kata kelompok tersebut di akun resmi Twitternya.
Sejak awal tahun ini, Liwa Thuwar Ar-Raqqa telah menjadi bagian dari Pasukan Demokratik Suriah (SDF), pimpinan Suku Kurdi, aliansi petempur Kurdi dan kelompok lain gerilyawan Suriah yang dipandang "moderat" oleh Barat.
SDF telah mendapat dukungan besar dari AS dalam perang melawan IS selama satu tahun belakangan.
Tujuan yang diumumkan oleh kelompok itu ialah mengalahkan IS di Suriah utara, dan melucuti kekuasaan kelompok tersebut dari kota yang diumumkan sebagai ibu kotanya adalah tindakan berikutnya, terutama setelah kunjungan seorang pejabat AS ke Suriah Utara belum lama ini.
Jenderal Joseph Votel, Kepala Centom AS, secara diam-diam mengunjungi Suriah Utara pada Jumat (20/5) selama 11 jam, kata Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin pagi. Selama kunjungan tersebut, ia bertemu dengan para komandan SDF dan kelompok lain gerilyawan yang didukung AS, termasuk Liwa Thuwar Ar-Raqqa.
Kunjungan itu dilaporkan bertujuan mengkoordinasikan koalisi pimpinan AS dan rencana gerilyawan dalam merebut kembali Provinsi Ar-Raqqa di Suriah Utara.
Stasiun Televisi Pan-Arab Al-Mayadeen mengatakan di dalam satu laporan khusus pada Ahad bahwa satu rencana untuk melancarkan serangan terhadap Ar-Raqqa diajukan selama pertemuan tersebut.
Menurut beberapa sumber yang mengetahui keadaan itu, stasiun TV tersebut melaporkan serangan direncanakan dilancarkan dari Kota Ein Issa di pinggiran Kota Ayn Al-Arab --atau Kobane-- di pinggiran Provinsi Aleppo di Suriah Utara dengan melibatkan 12.000 petempur.
Mereka juga membahas keperluan bagi serangan militer itu dan kebutuhan kelompok petempur, kata laporan itu. Ditambahkannya, kesepakatan telah dicapai untuk memusatkan perhatian pada petempur Arab yang akan menyerang untuk meredakan kekhawtiran Turki mengenai perluasan aksi petempur Kurdi di dekat perbatasan Turki.
Pertemuan tersebut, katanya, antara Votel dan gerilyawan dilakukan cuma beberapa hari setelah pertemuan antara Brett H. McGurk, Utusan Khusus Presiden AS untuk Koalisi Global guna Melawan IS, dan Saleh Muslim --pemimpin Uni Demokratik Kurdi di pinggiran Ayn Al-Arab.
Menurut laporan itu, pertemuan tersebut membahas masalah yang sama.
Pemimpin perang Ar-Raqqa, SDF dan kelompok sekutunya, kata laporan itu, berencana melancarkan serangan terhadap Kota Kecil Manbej --yang juga dikuasai oleh IS.
Sebanyak 500 prajurit AS, yang belum lama ini telah memasuki daerah Kurdi di Suriah Utara, akan secara langsung ikut dalam pertempuran di Manbej dan Ar-Raqqa, kata laporan tersebut.
Sekalipun waktu mengenai pertempuran itu tidak diumumkan, IS tampaknya telah memperkirakan tindakan tersebut, dan meminta warga sipil di daerah penting di Ar-Raqqa agar pindah ke kota kecil yang dikuasai IS di pinggiran Provinsi itu --yang jatuh ke dalam kekuasan IS pada penghujung 2013.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016