Malang (Antara Jatim) - BRI Kanwil Malang menggandeng Program Strengthening Agricultural Finance in Rural Areas (Safira) untuk penyaluran kredit atau pembiayaan bagi para petani kecil di wilayah itu.

Pemimpin Wilayah BRI Malang, Jawa Timur Rachmad Guntur Kristianto di Malang, Senin mengatakan kemitraan dengan Safira sejalan dengan upaya BRI dalam meningkatkan sektor pembiayaan untuk rantai nilai pertanian," katanya usai penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara BRI Kanwil Malang dengan Safira di Malang, Jawa Timur.

Menurut dia, kemitraan ini juga akan memainkan peran strategis dalam berkontribusi terhadap program pemerintah jangka panjang di bidang kedaulatan pangan Indonesia. Dengan meningkatkan akses petani terhadap sumber pembiayaan dan produktivitas pertanian ini juga merupakan bagian dari strategi kedaulatan pangan Nawacita Presiden Joko Widodo.

Oleh karena itu, lanjutnya, jalinan kerja sama antara BRI denagn  Safira akan memungkinkan BRI mendapatkan lebih banyak akses dan memperluas potensi dari pembiayaan rantai nilai pertanian tersebut.

Ia mengemukakan Kanwil BRI Malang sudah memulai melakukan terobosan dalam penyaluran kredit pertanian lewat model plasma inti. Yang sudah berjalan baik adalah sektor pertanian tebu. Pembiayaan usaha tani tebu bisa tersistematis karena avalis dari pabrik gula (PG).

Sementara itu, Team Leader Program Safira, Clay O’Brien menjelaskan program tersebut ditargetkan mampu mencakup 12.000 petani kecil di lima provinsi di Indonesia, yakni Jawa Timur, Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat.

Ia mengatakan lewat pelatihan-pelatihan, Safira tidak saja melatih petani dari sisi upaya peningkatan produksi, tetapi juga bisa mengakses keuangan ke lembaga jasa keuangan. "Program Safira ini juga merupakan bagian dari Australia-Indonesia Partnership for Rural Economic Development (AIP-Rural) yang didukung Badan  Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)," ujarnya.
 
Clay mengatakan program kerja sama pendampingan bagi petani kecil tesrebut dilakukan sejak Oktober 2015 dan akan berjalan selama tiga tahun ke depan atau hingga 2018.

 "Sekarang kami juga mencoba kerja sama pembiayaan dengan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Sumba dan Dompu bagi petani jagung. Pada awalnya hanya 200 petani, kemudian menjadi 700 petani dan tahun depan ditargetkan menjadi 2.000 petani," ucapnya.(*)

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016