Surabaya (Antara Jatim) - Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Darwanto menegaskan bahwa pembajakan kapal minyak "Hai Soon 12" yang digagalkan KRI Untung Suropati-372 di Laut Jawa (9/5) melibatkan sindikat internasional.

"Itu karena pelaku pembajakan adalah rakyat kita, tapi mereka diperintahkan seseorang dari Singapura untuk membawa ke Timor Leste," katanya setelah berdialog dengan sembilan pelaku pembajakan di pinggir Dermaga Makoarmatim, Ujung, Surabaya, Selasa.

Menurut dia, pembajakan kapal berisi 4.200 ton solar itu sudah teroganisir. "Mirip pembajakan yang biasa terjadi di Somalia yang pelakunya dari Somalia sendiri, tapi operator dari luar dengan iming-iming keuntungan yang dibagi rata yakni 50 persen untuk operator dan 50 persen pembajak.

"Kasus ini (pembajakan) akan berhenti kalau operator yang mengendalikan mereka itu tertangkap, karena itu kami akan bekerja sama dengan pihak asing, seperti Singapura dan Timor Leste untuk meringkus sindikat internasional yang terlibat di dalamnya," katanya.

Dalam kesempatan itu, Pangarmatim mengaku prihatin dengan penangkapan sembilan pembajak yang umumnya warga Indonesia. "Saya prihatin karena rakyat sendiri, ada yang pertama kali melakukan, mereka ada yang bekerja di pertambangan, bunker minyak, dan sebagainya," katanya.

Namun, mereka melakukan pembajakan dari Karimata untuk bergerak ke Timor Leste dengan iming-iming Rp200 juta per orang, bahkan mereka sudah mengubah nama kapal menjadi "AISO".

"Upaya pembajakan itu kami gagalkan berkat informasi dari Singapura bahwa kapal Hai Soon 12 dibajak karena loss contact, tapi kapal masih bisa dideteksi dengan AIS (Automatic Identification System) bahwa posisinya di Kalimantan, lalu kita perintahkan kapal kita yang sedang patroli untuk bergerak cepat ke lokasi kejadian," katanya.

Setelah berdialog dengan beberapa pelaku pembajakan itu, ia menilai mereka diperintahkan oleh warga Singapura untuk bergerak ke Singapura hingga keluar ZEE (Indonesia) guna mengalihkan minyak ke kapal lain, namun mereka akhirnya diperintahkan ke Timor Leste.

"Karena ada yang mengendalikan, maka ini jaringan internasional, lalu mereka disergap oleh dua KRI yakni Rupat dan Cenderawasih, namun mereka tidak mau berhenti, maka datang KRI Untung Suropati untuk melakukan penghadangan dengan tembakan meriam," katanya. (*)

Pewarta: Edy M Yakub

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016