Surabaya, (Antara Jatim) - Wakil Presiden Jusuf Kalla baru saja melepas ekspor perdana Kapal Perang buatan PT PAL  Indonesia ke Filipina, sesuai dengan pesanan Kementerian Pertahanan negara tersebut.
     
Kapal yang telah diberinama Tarlac oleh pemesannya itu merupakan kapal perang pertama yang berhasil diekspor Indonesia, dan merupakan pengembangan dari kapal pengangkut jenis Landing Platform Dock (LPD) atau kapal perang pendukung.
      
Kapal bertipe "Strategic Sealift Vessel" BRP TARLAC (LD-601) tersebut mampu mengangkut 500 pasukan serta dua kapal kecil atau "landing craft utility" (LCU) untuk pendaratan di pantai, ditambah empat perahu karet atau kapal sekoci.
     
"Kapal ini dibuat secara mandiri oleh tenaga ahli anak bangsa, dan mampu mengangkut empat tank, empat truk, satu mobil rumah sakit, dua SUV, bahkan, dapat mengangkut helikopter," ucap Direktur Produksi PT PAL Indonesia Edi Widarto.
     
Edi menjelaskan, kapasitas total maksimal penumpang adalah 621 orang, dan memiliki kecepatan sampai 16 knots serta berada di kelas Lloyd Register.
     
Direktur Utama PT PAL Indonesia (Persero) M Firmansyah mengatakan kepal perang SSV -1 memiliki panjang 105.11 meter, lebar 14.2 meter dan kemampuan berlayar selama 20 hari pada kecepatan 14 knot.
     
Firmansyah mengatakan kapal yang saat ini dalam proses serah terima dengan Kementerian Pertahanan Filipina itu juga dapat mengakomodasi kepentingan pemesan, baik mengarungi samudera maupun perairan internasional, termasuk melakukan koordinasi baik dalam operasi militer dan nonmiliter.
     
"Kami beri jamiman negara pemesan atau garansi selama satu tahun untuk kapal ini, seperti apabila ada pipa lepas dan peralatan yang tidak berfungsi," kata Firmansyah.

Standar Internasional
    
Firmansyah mengatakan dilihat dari kecangihan, Indonesia menawarkan kapal perang dengan sistem canggih, namun tidak mahal dan memenuhi spesifikasi standar internasional
     
Ia mengatakan, PT PAL Indonesia sebagai BUMN produsen kapal kini sudah berani bersaing ketat dan bertarung dalam tender pengadaan kapal perang.
     
Sebab, kita telah memenangkan tender pembuatan kapal setelah sebelumnya harus bertarung dengan produsen kapal perang dari delapan negara, Dan setelah proses dilalui, militer Filipina memilih produk kapal perang tipe SSV buatan Indonesia," katanya.
     
Dari sejumlah pesaing tersebut, ada yang datang dari negara Korea Selatan, yang diakui PT PAL Indonesia pernah belajar dan mengembangkan kapal tipe pedahulu SSV, dari negeri tersebut.
     
Rencananya, kapal sejenis juga akan dipesan beberapa negara Asia, sebab sangat cocok bagi negara kepulauan.

Bangsa Yang Canggih
    
Sementara itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam pidato pelepasan ekspor kapal perang sangat mengapresiasi PT PAL Indonesia sebagai BUMN perkapalan yang sebelumnya harus bersaing ketat dalam tender kapal perang internasional, dan dapat mengalahkan beberapa negara.
     
Selain itu, juga dapat menyelesaikan pesanan kapal perang Pemerintah Filipina secara tepat waktu.
     
"Ini memberikan kebanggaan bahwa bangsa ini dapat mengekspor kapal yang lebih baik dan canggih, dan itu semua dapat dilakukan selama kita bekerja keras, serius dan fokus," ucap Kalla dalam sambutannya.
     
Kalla memuji kinerja PT PAL yang bisa mengerjakan pesanan kapal perang dari negara asing secara tepat waktu.
     
"Dulu saya sempat melarang PT PAL menerima order. Bukan apa-apa, karena pada waktu itu PT PAL kedodoran tidak mampu menyelesaikan banyak order tepat waktu. Tapi tampaknya sekarang manajemen PT PAL sudah berubah drastis," katanya.
     
Ia mengatakan, suksesnya ekspor kapal ini adalah sukses PAL Indonesia dalam penguasaan teknologi, sebab posisi PAL merupakan galangan yang sudah lama ada di Indonesia.
     
"Saya memberikan penghargaan yang sebanyak-banyaknya, sebab dengan kita mampu membuat kapal yang lebih baik, keberadaan laut bukan lagi pemisah, tapi penghubung dan mempersatukan, namun syaratnya angkutan laut harus baik, sehingga keberadaan maritim menjadi tujuan pembangunan bangsa," katanya.
     
Oleh karena itu, Kalla meminta agar PT PAL Indonesia terus mengembangkan teknologinya dengan masuk ke sejumlah pasar kapal dunia, salah satunya di kelas menengah.
     
"Saya harapkan PT PAL untuk selalu siap merebut ekonomi perkapalan, karena itu tidak bisa diminta dengan baik, tapi harus kita rebut," katanya.
      
Selain Kalla, Kepala Staf TNI AL Laksamana Ade Supande yang juga Komisaris Utama PT PAL Indonesia mengaku bangga karena Indonesia kini mampu menyelesaikan pesanan internasional secara tepat waktu.
     
"Ini menjadi tolak ukur internasional bahwa kita sanggup memenuhi pesanan internasional, dan bisa menjadi titik kebangkitan bangsa ini," ucapnya.
      
Ade meminta untuk pesanan kapal serupa atau SSV kedua diharapkan juga bisa tepat waktu, agar dunia internasional semakin mengakui bangsa Indonesia.
     
Sebelumnya, Filipina memesan dua unit kapal perang LPD jenis SSV kepada Indonesia senilai Rp1 trilun, dan pesanan kedua akan diluncurkan pada September 2016.(*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016