Surabaya (Antara Jatim) - Kritikus sastra dari Universitas Indonesia Maman S Mahayana menerbitkasn buku berjudul "Jalan Puisi" yang beirisi riwayat kelahiran, pertumbuhan, dan perkembangan puisi Indonesia.
 
"Laksana biografi puisi, buku ini hendak menegaskan identitasnya sebagai anak kandung Nusantara. Para leluhur mengajari, bagaimana menjadi penyair alam. Bagaimana pula puisi di masa lalu," kata Maman dalam keterangan di Surabaya, Minggu.

Ia menjelaskan bahwa buku setebal 351 halaman iru berisi mengenai bagaimana syair merepresentasikan diri dan mengartikulasikan intelektualitas para pujangga dan ulama agung Nusantara ini selama lebih dari lima abad.

"Itulah warisan intelektual bangsa ini yang sebenarnya merupakan bangunan peradaban.Dalam momen dan peristiwa apa pun, puisi kerap ambil bagian melakukan penyadaran, bahkan juga perlawanan. Ia menjelma mantra perjuangan yang meneriakkan jejak heroisme. Maka, teks lagu Indonesia Raya dan teks Sumpah Pemuda tidak lain adalah puisi yang ‘melahirkan’ Indonesia yang dibayangkan," katanya.

Menurut dia, itulah spirit yang membentuk bangsa ini yang dikatakan Ben Anderson (1986) sebagai komunitas bayangan (imagined community).

Jalan Puisi, kata penulis yang pernah menjadi dosen tamu di Hankuk University of Foreign Studies (HUFS) di Seoul, Kore Selatan, ini  mengajak kita menyebarkan elan kebangsaan dengan menyusuri masa lalu untuk menatap masa depan.

Menurut dia, puisi dapat diperlakukan sebagai pintu masuk menanamkan nilai-nilai. Tetapi, ia juga bisa menjadi pintu keluar melakukan jabat tangan pada heterogenitas dan kekayaan multikultur: merayakan keindonesiaan yang beragam.

"Begitulah, buku Jalan Puisi coba menegaskan kembali peran puisi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari riwayat kehidupan bangsa kita. Maka, buku ini penting artinya bagi para guru dan dosen sebagai bahan ajar, bahkan juga bagi mahasiswa dan pelajar, ketika hendak menempatkan puisi sebagai kisah besar. Bagi para peneliti dan pengamat sastra Indonesia, buku ini menyimpan perspektif lain yang boleh jadi kontroversial dan perlu penggalian lebih luas dan menukik. 

Bagi para penyair (atau calon penyair), peminat puisi, dan publik sastra, tak elok jika tak punya pengetahuan puisi, apalagi tidak memahaminya. Buku ini, selain menyajikan pengetahuan tentang arti penting puisi, niscaya juga menggugah kesadaran puitik dan inspirasi, bahwa ada banyak peran yang dapat dimainkan lewat puisi," katanya.

Di tengah langkanya pustaka tentang pengetahuan puisi Indonesia, menurut dia, buku Jalan Puisi ini bisa ditempatkan sebagai sebuah pengisi kekosongan itu.(*)

Pewarta: Masuki M. Astro

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016