Surabaya (Antara Jatim) - Ratusan ibu Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) se-Kota Surabaya ikut meramaikan Sentra Ikan Bulak (SIB) dengan menggikuti lomba olahan ikan, produk pertanian dan promosi budaya pangan lokal.
    
"Kami terus berupaya untuk optimalisasi fungsi SIB," kata Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kota Surabaya, Joestamadji di acara kegiatan lombah olahan ikan di SIB di kawasan pantai Kenjeran Surabaya, Rabu.
    
Menurut dia, hingga awal Mei ini, sudah ada 158 pedagang yang menempati stan-stan di bangunan megah yang berlokasi di pesisir Pantai Utara Kenjeran  ini. Menurutnya, memang masih ada sekitar 40 stan yang kosong.
    
"Tapi ini daftar tunggunya sekitar 65 pedagang. Untuk ikan asap ada 10 orang dan 55 pedagang untuk stan kerupuk dam olahan ikan laut. Ini yang masih akan kami tata," katanya.
    
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini terlihat sumringah dengan optimalisasi fungsi SIB. Menurutnya, SIB yang diresmikan pada akhir tahun 2012 silam, memang dibuat untuk mengangkat derajat warga nelayan di kawasan Bulak dan juga warga Surabaya pada umumnya.
    
"Kami ingin mengangkat derajat nelayan di sini. Caranya dengan memberi tempat yang layak untuk berusaha (SIB) dan lalu kita mengundang orang untuk datang ke sini," ujarnya.
    
Menurut wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya ini, berjualan di Sentra Ikan Bulak yang bangunannya bagus dan juga bersih akan membuat pedagang di kawasan Bulak lebih dipercaya oleh calon pembeli.
    
Secara tidak langsung, lanjut dia, prestise pedagang dan jualannya juga akan naik di mata pembeli. Berbeda cerita ketika misalnya pedagang masih berjualan di pinggir jalan seperti dulu.
    
"Kalau jualan di jalan, orang yang naik mobil bagus tidak mau mampir. Kalau jualan di sini, semua orang bisa datang. Saya sampaikan selamat datang kepada pedagang yang baru datang di SIB," ujarnya.
    
Terkait lomba olahan ikan dan olahan produk pertanian serta promosi budaya pangan lokal yang digelar Dinas Pertanian Kota Surabaya dan juga Kantor Ketahanan Pangan Kota Surabaya, wali kota menyebut sebagai sebuah inovasi. Menurutnya, mengacu pada prediksi, pada tahun 2030-an mendatang, bahan pangan yang biasa kita konsumsi, akan mulai langka.
    
"Untuk itu, kita harus mencoba meningkatkan diversifikasi pangan. Kita harus membiasakan mencoba pangan yang selama ini belum kita coba. Karenanya, lomba ini merupakan inovasi baru untuk meningkatkan diversifikasi pangan," ujarnya.
    
Lomba olahan ikan patin yang diikuti ibu-bu PKK se-kecamatan Kota Surabaya tersebut bertujuan untuk meningkatkan konsumsi ikan di Surabaya agar bisa memenuhi target nasional.
    
Untuk saat ini, tingkat konsumsi ikan di Surabaya rata-rata masih sekitar 30 kilogram per kapita per tahun. Jumlah itu memang meningkat dari tahun-tahun sebelumnya yang hanya 22 kilogram per tahun. Namun, itu belum setara untuk tingkat nasional di mana, tingkat konsumsi ikan adalah 40 kilogram per kapita per tahun.  
    
Sementara lomba pengolahan bahan pangan lokal untuk kudapan, diharapkan masyarakat Surabaya akan bisa membuat kudapan yang enak dan disukai masyarakat. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016