Jakarta, (Antara) - Sepekan terakhir ini Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno memiliki kegiatan yang bersentuhan dengan pengembangan pariwisata di Tanah Air.

Pada Rabu (27/4) lalu Menteri BUMN menggalang sinergi 12 BUMN untuk mengembangkan pariwisata di kawasan Daerah Istimewa Yogyakarta, Solo, dan Semarang atau Joglosemar.

Penggalangan sinergi 12 BUMN itu berlangsung di Prambanan, Yogyakarta, dan Rini menyaksikan penandatanganan bersama sinergi BUMN itu oleh PT Pelindo III, PT Garuda Indonesia, PT Angkasa Pura I, PT Kereta Api Indonesia, Perum Perhutani, PT Perkebunan Nasional (PTPN) IX, Perum Damri, Taman Wisata Candi, Hotel Indonesia Natour, ITDC (Indonesia Tpurism Development Corporation), PT Patra Jasa, dan PT Aerowisata.

Sehari kemudian, Rini Soemarno menginstruksikan dua BUMN, PT Pertamina melalui anak perusahaan PT Patra Jasa dan PT Garuda Indonesia untuk turut dalam pengembangan pariwisata Banyuwangi, Jawa Timur.

Kedua BUMN itu akan memainkan peran sebagai koordinator program BUMN Mengabdi Untuk Negeri di Banyuwangi.

Dua langkah Menteri BUMN itu menunjukkan keseriusan pemerintah dalam merealisasikan pengembangan pariwisata.

Urusan pengembangan pariwisata di Tanah Air tidak hanya menjadi tanggung jawab Kementerian Pariwisata, melainkan juga mengikutsertakan dan melibatkan antarkementerian.

Menteri Pariwisata Arief Yahya bahkan menyebut penyangga dalam pengembangan pariwisata tidak hanya pemerintah melainkan bersama-sama dengan masyarakat, pengusaha, akademisi, dan media, dengan semangat yang sama, bersatu padu.

Begitu pula dengan yang ditunjukkan oleh Rini. Dalam pengembangan wisata Joglosemar, misalnya, dia tidak hanya menyaksikan penandatanganan sinergi 12 BUMN.

Rini didampingi Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan HB X meresmikan "Spirit Joglosemar".

Peresmian yang berlangsung di Panggung Tertutup Trimurti Kompleks Candi Prambanan, ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Menteri BUMN Rini Soemarno dan Gubernur DIY Sri Sultan HB X.

Segitiga emas pariwisata Joglosemar ini memiliki potensi yang sangat besar untuk menarik wisatawan ke Indonesia.

Adanya sinergi transportasi penghubung tiga kawasan ini mampu mempengaruhi peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke destinasi wisata di Yogyakarta, Solo dan Semarang.

Daerah Istimewa Yoyakarta dan Jateng memiliki destinasi wisata kelas dunia seperti Borobudur, Prambanan, dan wisata pantai di Gunungkidul, serta berbagai destinasi andalan seperti Ratu Boko, Keraton Yogyakarta dan Solo, Lawang Sewu, Gedong Songo, dan sebagainya, serta beragam wisata kuliner dan batik.

Pemerintah menargetkan kunjungan wisatawan ke Joglosemar bisa naik 10 kali lipat dalam tiga tahun ke depan, atau mencapai dua juta wisatawan pada tahun 2019, dari saat ini yang hanya sekitar 200 ribu per tahun.

Sederet rencana besar yang disiapkan BUMN dalam meningkatkan kunjungan wisatawan, seperti pembangunan bandara baru di Kulon Progo, Yogyakarta, revitalisasi di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang sebagai pintu masuk wisatawan dengan kapal pesiar.

Sebanyak 27 kapal pesiar (cruise) yang membawa wisatawan mancanegara telah terjadwal akan merapat di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, tahun ini untuk mengunjungi destinasi wisata di Joglosemar. Satu kapal pesiar itu mengangkut sekitar 2.000 wisatawan mancanegara.

Pelindo III dalam partisipasi pengembangan wisata Joglosemar, misalnya, terus melakukan revitalisasi pelabuhan Tanjung Emas yang menjadi pintu masuk wisatawan dengan kapal pesiar. Kendala "rob" atau banjir karena air laut pasang yang kerap menghantam Tanjung Emas kini sudah mulai teratasi, ujarnya.

Pelindo III juga telah merevitalisasi terminal penumpang pelabuhan melalui berbagai penataan interior untuk kenyamanan penumpang kapal.
    
Banyuwangi
Menteri Parowisata Arief Yahya yang lahir di Banyuwangi 2 April 1961 menyatakan kebanggannya atas langkah Menteri BUMN Rini Soemarno yang menginstrukIkan BUMN berpartisipasi dalam pengembangan pariwisata di Banyuwangi.

Sangat tepat apa yang dilakukan Kementerian BUMN karena Banyuwangi memang membutuhkan dukungan penuh dari semua pihak, untuk percepatan pariwisata.

Banyuwangi sudah punya modal yang sangat kuat. Punya Atraksi, seperti pantai Plengkung atau G-Line, Pantai Merah, punya blue fire di Kawah Ijen, Desa Wisata Kemiren, punya banyak 'event' internasional, dan masih banyak destinasi lain, kata Arief Yahya.

Hal terpenting Banyuwangi mempunyai Abdullah Azwar Anas yang memimpin kabupaten itu, sangat kuat terhadap pembangunan pariwisata.

Direktur Utama PT Patra Jasa Muhammad Haryo Yunianto, sehari setelah instruksi Menteri BUMN itu, telah mengadakan pertemuan dengan Bupati Banyuwangi guna membahas kelanjutan gagasan dan instruksi Menteri BUMN Rini Sumarno untuk menjadikan Banyuwangi sebagai kabupaten percontohan sinergitas pemerintah daerah dengan BUMN dalam mengurangi angka kemiskinan melalui pengembangan pariwisata.

Dalam pertemuan dengan Bupati Anas itu, diungkapkan bahwa sejumlah BUMN akan dikoordinir untuk bersama-sama ikut membangun kabupaten paling timur di Jatim yang berbatasan (terpisah selat Bali) dengan Pulau Dewata.

Program yang dilakukan beberapa BUMN tersebut akan disesuaikan dengan program-program yang telah dicanangkan Pemerintah Kabupaten "Bumi Blambangan", Banyuwangi.

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi telah menyiapkan program "smart kampung" dan unit gawat darurat (UGD) penanganan kemiskinan untuk disinergikan dengan sejumlah BUMN tersebut.

Program kampung pintar atau "smart kampung" mengutamakan penggunaan layanan publik berbasis internet yang akan ditunjang dengan jaringan serat optik dan akan disalurkan ke 41 desa percontohan oleh PT Telkom.

Sebelumnya, PT PLN juga telah menyanggupi untuk membuka akses listrik terhadap rumah tangga miskin di Banyuwangi yang belum teraliri listrik.

Untuk peningkatan sektor pariwisata, dalam waktu dekat Garuda Indonesia akan menambah jadwal penerbangannya ke Banyuwangi.

Dengan keterlibatan BUMN diharapkan angka kemiskinan Banyuwangi yang saat ini tinggal 9,29 persen (Susenas 2015), menurut Anas, akan menjadi energi positif untuk menekan angka kemiskinan seminimal mungkin.

Untuk pembangunan infrastruktur pariwisata, ada sejumlah kawasan yang sudah mulai dibidik, yakni Taman Nasional. Kawasan itu akan disinergikan dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Tak hanya berupa jalan, tetapi fasilitas penunjang seperti wc portable dan lain sebagainya juga akan dilengkapi.

Selain itu, BUMN juga akan menggencarkan promosi pariwisata Banyuwangi. Pariwisata Banyuwangi akan dipromosikan di billboard yang dimiliki BUMN secara bergantian, misalnya, di Bandara Ngurah Rai Bali.

Bupati Banyuwangi mengaku senang dengan komitmen BUMN. Keterlibatan BUMN bisa mengurangi angka kemiskinan Banyuwangi yang saat ini ada di angka 9,29 persen.

Strategi keroyokan yang melibatkan banyak pihak, termasuk BUMN, bisa cepat menangani permasalahan dan mengembangkan potensi daerah.

Strategi sinergi BUMN ala Menteri BUMN Rini Soemarno ini merupakan terobosan bagi percepatan pembangunan dan perlu dilakukan untuk daerah-daerah lain, tidak hanya untuk Joglosemar dan Banyuwangi.

Semangat "Indonesia Incorporated" yang dibangun merupakan strategi jitu untuk percepatan pembangunan di Indonesia.(*)

Pewarta: Budi Setiawanto

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016