Tulungagung (Antara Jatim) - Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung mengkonfirmasi korban meninggal akibat wabah demam berdarah di wilayahnya bertambah satu anak, sehingga total kematian akibat DB sejak Januari hingga akhir April berjumlah 10 orang.
    
"Barusan tadi kami menerima laporan satu pasien asal Kecamatan Tulungagung meninggal akibat penyakit yang disebabkan virus dengue ini," kata Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinkes Tulungagung, Triswati Sasmito di Tulungagung, Jawa Timur, Rabu.
    
Tanpa menyebut rinci identitas maupun alamat korban, Triswati menduga kasus kematian karena DB tersebut akibat penderita terlambat dibawa ke rumah sakit.
    
Akibatnya, kata dia, trombosit turun drastis dan pasien sudah mengalami kejang saat masuk pertama kali di instalasi rawat darurat (IRD) RSUD dr Iskak.
    
"Ketika demam turun, justru dianggap sudah sembuh. Padahal itu fase kritis. Jadi sebaiknya segera periksa ke dokter agar tidak terlambat ditangani," kata Triswati.
    
Sebelumnya, kasus kematian akibat demam berdarah juga terjadi di Desa Rejoagung, Kecamatan Kedungwaru pada awal April.
    
Menurut keterangan Kasi Pemberantasan Penyakit Dinkes Tulungagung Didik Eka, korban yang masih berusia anak-anak di sekitar wilayah Kedungwaru itu sempat dibawa ke rumah sakit, namun tidak bertahan lama.
    
Pihak dinkes saat ini menjadwalkan kegiatan pengasapan atau fogging untuk memberantas perkembangan nyamuk aedes aegypti.
    
Kendati tidak semasif tahun lalu, Didik menyatakan saat ini dinkes belum mencabut status waspada demam berdarah.
    
"Kami patut waspada karena angka korban jiwa sejauh ini cukup banyak, sembilan orang," kata Didik.
    
Rinciannya, lanjut dia, dua korban DB meninggal pada Januari, Februari tiga korban, Maret tiga korban serta dua lainnya meregang nyawa pada April.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016