Situbondo (Antara Jatim) – Forum Masyarakat Peduli Lalu Lintas Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Rabu berunjuk rasa menuntut pemerintah kabupaten setempat membongkar median jalan raya Pantura Asembagus karena sempit dan sering terjadi kecelakaan sehingga menyebabkan banyak jatuh korban.

Dalam unjuk rasa itu, ratusan pendemo juga melakukan "long march" di sepanjang jalan raya Pantura Kecamatan Asembagus, sembari membawa pamflet yang bertuliskan menuntut pemerintah kabupaten segera membongkar pembatas jalan itu.

"Dalam satu minggu saja kecelakaan lalu lintas di Asembagus sudah terjadi sebanyak tiga kali dan menyebabkan tiga pengendara sepeda motor meninggal dunia," ujar Ketua Forum Masyarakat Peduli Lalu Lintas (Formalitas) Situbondo Agus Sodu.

Ia menilai Pemerintah Kabupaten Situbondo tidak merencanakan dengan matang dalam pembangunan median jalan di Asembagus. Sehingga jalan raya semakin sempit dan menyebabkan pengguna jalan sering mengalami kecelakaan.

Selain itu, kata dia, dalam satu bulan terahir telah terjadi 27 kasus kecelakaan lalu lintas di sepanjang jalan raya Pantura Asembagus. Bahkan Kecamatan Asembagus yang berada di wilayah timur Kabupaten Situbondo, itu yang dijadikan kota penyangga justru saat ini semakin kotor dan arus lalulintas kerap macet.

"Oleh karena itu kami memberikan waktu kepada Pemkab dalam waktu satu minggu jika tidak dibongkar, seluruh masyarakat di Asembagus dan sekitarnya yang akan membongkarnya sendiri," katanya.

Sementara itu Kepala Unit Lalulintas Polsek Asembagus, Polres Situbondo Ipda Pol Suratman membenarkan seringnya terjadi kecelakaan setelah dibangunnya median jalan. Dia juga menyatakan jika di jalan raya Asembagus untuk sementara masih belum layak dibangun median jalan karena jalan kurang lebar.

"Dengan dibangunnya median jalan di Asembagus, ada sisi positif dan negatifnya. Positifnya penyebrang jalan sekarang sudah lancar dan tidak takut menyeberang jalan, sedangkan negatifnya ya kecelakaan ini sering terjadi," katanya.

Sementara unjuk rasa itu juga melakukan aksi teatrikal dengan membawa keranda mayat yang menujukkan bahwa dengan dibangunnya median jalan mengakibatkan banyak pengguna jalan yang meninggal dunia akibat kecelakaan lalulintas. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016