Surabaya (Antara Jatim) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli meminta adanya pengembangan inovasi terhadap program Mina Padi, yaitu menggabungkan penanaman padi dan penebaran ikan di lahan yang sama.

"Inovasi ini sangat penting karena menghasilkan dua keuntungan, yaitu budi daya ikan dan padi sekaligus," ujarnya di sela Pembukaan Asia Pasific Aquaculture 2016 di Surabaya, Selasa.

Menurut dia, menanam padi di Indonesia sudah biasa dan hasilnya mendapatkan 5-7 ton per hektarenya, tapi dengan program ini maka bisa menghasilkan lebih karena ditambah panen ikan.

Beberapa keuntungan dari program Mina Padi, kata dia, yakni tidak perlu pupuk karena sudah terdapat kotoran ikan, kemudian hama juga dipastikan berkurang karena dimakan ikan sehingga tidak perlu pestisida.

"Bahkan, nilai yang yang dihasilkan ikan akan lebih besar dibandingkan padi sehingga kalau dikombinasikan antara pertanian dan perikanan dipastikan sangat membantu kesejahteraan petani," ucapnya.

Secara khusus, Rizal Ramli meminta peningkatan program Mina Padi ke berbagai wilayah di Indonesia.

"Pengambangan ini sekaligus upaya peningakatan ke sejumlah daerah sebagai wilayah percontohan," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid tersebut menyampaikan bahwa Indonesia sebagai Negara kepulauan memiliki pantai terpanjang nomor dua di dunia sehingga mempunyai potensi sangat besar di Aquaculture.

"Indonesia unggul di perikanan, seperti udang yang nomor dua di dunia, kemudian ikan kakap dan rumput laut yang sangat kaya raya," kata menteri kelahiran Padang, Sumatera Barat tersebut.

Tidak itu saja, saat ini hasil perikanan dan kelautan milik Indonesia sudah tidak perlu melalui tes untuk masuk ke Negara Uni Eropa karena sudah terbukti dan terjamin keamanannya.

"Itulah hebatnya Indonesia, karena kebanyakan produknya tidak pakai antibiotik dan bahan kimia berbahaya. Kalau dulu masih dicek 20 persen dari produk, tapi sekarang sudah bebas," katanya.

Sementara itu, pelaksanaan Asia Pacific Aquaculture 2016 yang berlangsung 26-29 April 2016 tersebut diikuti 46 Negara, dan diharapkan Indonesia mendapatkan beberapa keuntungan, seperti menarik investor sekaligus memperkenalkan peluang-peluang investasi di bidang perikanan budi daya. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016