Tulungagung (Antara Jatim) - Pembangunan jalur lintas selatan (JLS) di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur beberapa kali terhenti karena kendala cuaca yang menyebabkan medan jalan becek dan aktivitas pembukaan lahan terganggu.

"Kesulitan terbesar kami sementara ini ya cuaca, terutama saat hujan karena alat berat susah bergerak," kata Kepala pelaksana pembangunan JLS di Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, Tulungagung, Alfatah di Tulungagung, Senin.

Selain mempengaruhi jarak pandang, kata dia, di jalur JLS tersebut rawan longsor sehingga membahayakan keselamatan pekerja maupun alat-alat berat yang merek gunakan.

Konsekuensinya, lanjut Alfatah, aktivitas pembukaan lahan maupun pembangunan badan jalan terpaksa dihentikan.

"Kegiatan dilanjutkan lagi kalau cuaca sudah cerah, keesokan harinya. Kalaupun dipaksakan tetap lanjut, nanti hasilnya juga tidak maksimal," ujarnya.

Kendati acapkali terkendala cuaca, Alfatah mengaku optimistis target pembangunan JLS sepanjang empat kilometer dari titik Desa Keboireng menuju arah perbatasan Trenggalek di Pantai Karanggongso bisa tercapai tepat waktu.

"Insya Allah bisa tercapai, ini kami terus kebut supaya progress bisa terselesaikan lebih awal," ujarnya.

Alfatah mengatakan, pihaknya diberi waktu selama 10 bulan untuk menyelesaikan pembangunan JLS sepanjang empat kilometer tersebut, terhitung mulau Maret hingga akhir Desember 2016.

Dikonfirmasi terpisah, Bupati Trenggalek Sahri Mulyo mengapresiasi terobosan kebijakan yang dikeluarkan Kementrian Kehutanan dan Lingkungan Hidup terkait regulasi penggunaan lahan hutan negara dengan mekanisme pinjam-pakai.

"Perubahan aturan itu memudahkan daerah karena tidak harus menyediakan lahan pengganti untuk pembangunan JLS tersebut," kata Sahri.
    
Pemkab Tulungagung pada tahun-tahun sebelumnya telah mengupayakan lahan pengganti lahan perhutani yang terdampak pembangunan JLS di wilayah tersebut.

Menurut keterangan Kabag Humas Pemkab Tulungagung, Sudarmaji, pengadaan lahan pengganti diperoleh di wilayah Kabuapten Bondowoso seluas 15 hektare, dari total kebutuhan lahan pengganti saat itu sekitar 116 hektare.

"Pengadaan lahan saat ini sudah dihentikan seiring pemberlakuan regulasi baru penggunaan lahan perhutani untuk JLS dengan mekanisme pinjam-pakai tadi," katanya.

Panjang JLS di Tulungagung sesuai proyeksi dan perencanaan awal adalah 55,10 kilometer dengan lebar jalur sekitar 24 meter.

Dari total panjang itu, kata Sudarmaji, pada 2015 baru lima kilometer yang sudah dikerjakan dengan lapisan aspal hotmix di wilayah pesisir Pantai Klatak, mulai Kecamatan Besuki hingga Desa Keboireng.
 
Saat ini pembangunan JLS dilanjutkan lagi dari titik Desa Keboireng menuju arah Trenggalek dengan target panjang sekitar empat kilometer dan diharapkan rampung maksimal akhir 2016, katanya.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016