Tulungagung (Antara Jatim) - Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur segera mengumumkan hasil uji laboratorium atas sampel sejumlah organ hati tikus liar yang berhasil mereka tangkap di sekitar areal persawahan dan kebun di Desa Buntaran, beberapa waktu lalu.
    
"Kami masih menunggu hasil uji laboratorium. Mungkin dalam satu-dua hari ke depan sudah selesai," kata Kasi Pengandalian Penyakit (P2) Dinkes Tulungagung, Didik Eka di Tulungagung, Minggui.
    
Ia mengatakan, pengambilan sampel tikus telah dilakukan sejak Rabu (20/4), dengan sasaran areal persawahan dan kebun di sekitar rumah korban pertama kasus leptospirosis di Tulungagung selama kurun Januari-April 2016.
    
Menurut keterangan Didik, pengambilan sampel tikus saat itu dilakukan oleh petugas dari Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Kementrian Kesehatan RI, dengan memasang 30 jebakan tikus di beberapa titik di Desa Buntaran.
    
"Populasi tikus di sini cukup banyak, sehingga warga sangat mendukung jika ada pembasmian tikus termasuk pengambilan sampel tikus seperti saat ini," kata bidan Desa Buntaran, Yayuk Wahyu kepada wartawan.
    
Yayuk mengungkapkan, 30 titik pemasangan jebakan tikus di pasang di sekitar tempat tinggal penderta leptospirosis yang akhirnya meninggal dunia, serta sawah dan ladang yang bisasa korban.
    
"Ada sekitar tiga ekor tikus yang berhasil ditangkap dan langsung dibawa ke pusat untuk diteliti lebih jauh," ujarnya.
    
Didik menjelaskan gejala leptospirosis ditandai dengan panas badan tinggi, sakit kepala, mual, serta nyeri otot pada betis.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016